kievskiy.org

Mengembangkan Ekonomi Warga Cibungbulang Lewat Batik Shibori

TEKNIK membatik khas Jepang, Shibori belum banyak diketahui masyarakat Bogor Raya meskipun produknya sudah banyak digunakan di sekitar mereka. Teknik tersebut relatif lebih mudah dibandingkan teknik batik dalam negeri namun memiliki potensi ekonomi yang cukup menggiurkan. Potensi itu juga yang membuat sekelompok ibu di Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor tertarik mengikuti pelatihan teknik shibori di salah satu rumah warga, akhir pekan lalu. Para peserta antusias mencoba proses mengias kain polos menjadi kain bercorak abstrak nan indah. Instruktur pelatihan tersebut, Eka Hari Jhayanti menjelaskan teknik shibori merupakan teknik menghias kain dengan cara mengikat, melipat, memelintir atau menekan bagian kain tertentu. “Teknik ini juga dikenal sejak lama di Indonesia.Sebutannya berbeda-beda di setiap daerah. Mungkin banyak yang tidak tahu asalnya dari Jepang,” katanya. Eka menyebutkan sebutannya di wilayah Jawa Tengah adalah jumputan sementara di Pulau Kalimantan dikenal dengan nama sisirangan. Di Bogor, khususnya di wilayah Kecamatan Ciampea, masyarakat menyebutnya teknik ciwitan. Meski diyakini berasal dari teknik yang sama, ia mengakui terdapat sedikit perbedaan di setiap daerah dalam perkembangannya. Dalam pelatihan tersebut, Eka mengajarkan teknik dasar yang sangat mudah dipelajari masyarakat awam sekalipun. Pertama-tama ia meminta peserta mengikat sedikit bagian kain dengan karet rambut ukuran kecil. Ia menyarankan ikatannya cukup kuat. Para peserta membuat beberapa ikatan yang sama di kain katun berwarna putih. Eka menyarankan mereka membuat ikatan tersebut dalam satu jajaran yang rapi. Di ujung kain, ia juga meminta peserta mengikatkan tali plastik atau rafia membentuk lingkaran. Setelah terikat kuat, ia pun mempersiapkan empat wadah berisi pewarna tekstil dan pembangkit warna khusus. Kemudian, satu per satu kain milik peserta itu dicelupkan ke wadah berisi pewarna kuning dan ungu. Namun, warna pada kain tersebut baru terlihat setelah kain dicelupkan ke cairan pembangkit warna di sebelahnya. Kain yang sudah diberi warna-warni tersebut lalu diperas dan ditiriskan. Para peserta terkejut setelah diminta membuka ikatan karet dan tali rafia pada kain masing-masing. Ikatan tersebut ternyata menghasilkan corak berbentuk menyerupai kue donat yang unik. Eka mengatakan terdapat banyak corak yang bisa dibuat menggunakan teknik shibori seperti corak menyerupai hujan dan sebagainya. Ia menilai keunikannya tak hanya dari bentuk coraknya yang abstrak tapi juga gradasi warna pada corak tersebut. “Di pasaran, kain hasil teknik shibori dihargai mulai Rp150.000-Rp200.000 per dua meter,” kata Eka menceritakan potensi penjualan produk kain tersebut. Menurutnya, teknik membatik itu bisa terus dikembangkan di tengah masyarakat Kabupaten Bogor untuk meningkatkan kemampuan ekonomi mereka. Eka yang memiliki Sanggar Lawon Geulis di Kecamatan Ciampea mengaku mendorong masyarakat khususnya para ibu rumah tangga mempelajari teknik shibori. Salah satunya lewat kegiatan pelatihan seperti yang digelarnya kali ini. “Saya sudah empat tahun membuat produk dengan teknik ini tapi kesulitan mencari perajinnya. Makanya beberapa kali saya melakukan pelatihan ini untuk mengajak para ibu jadi perajin sekaligus mencari pemasukan tambahan,” kata Eka. Ia berharap teknik tersebut turut mengangkat nama daerahnya seperti halnya produk batik di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon. Untuk mengajak masyarakat, Eka mengaku banyak terkendala modal. Sementara dukungan dari pemerintah daerah melalui Dinas Usaha Mikro Kecil Menengah juga dianggap masih sepi. “Setelah kami meluncurkan UKM dua tahun lalu (2014) di Kecamatan Ciampea, respons dinas itu kurang,” katanya mengeluh. Salah seorang peserta pelatihan, Wiwik mengaku tertarik mengembangkan usaha batik menggunakan teknik shibori. Ia mengakui awalnya mengira kain batik tersebut kurang berpotensi karena belum banyak dikenal masyarakat. “Saya berencana mengenalkan teknik ini ke desa lainnya bersama Bu Eka,” katanya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat