kievskiy.org

Wakil Rektor Unsil: Tidak Ada Kekerasan dalam Diklat Kaniwata

JENAZAH Rizki Ramdani (18), mahasiswa semester II Jurusan Sejarah Universitas Negeri Siliwangi Tasikmalaya disalatkan sebelum dikebumikan di TPU Cinehel, Kecamatan Tawang, Sabtu 18 Februari 2017.*
JENAZAH Rizki Ramdani (18), mahasiswa semester II Jurusan Sejarah Universitas Negeri Siliwangi Tasikmalaya disalatkan sebelum dikebumikan di TPU Cinehel, Kecamatan Tawang, Sabtu 18 Februari 2017.*

TASIKMALAYA, (PR).- Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Siliwangi (Unsil) Ade Komaludin memastikan meninggalnya Rizki Ramdani (18), mahasiswa Unsil yang turut serta dalam pendidikan dasar (diksar) alam bebas Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam Kaniwata bukan karena kekerasan.  

Menurut Ade, kegiatan yang diselenggarakan itu merupakan tahap awal rekrutmen keanggotaan Mapala Kaniwata dan sudah sesuai prosedur.

Berdasarkan laporan dari panitia diksar, kondisi Rizki diketahui melemah seusai mengikuti pendidikan kilat. Sebelum mengikuti pelantikan, panitia dan Ade sudah memintanya untuk istirahat di klinik Unsil. Namun karena menolak, Rizki akhirnya tetap mengikuti upacara penyematan syal Kaniwata dengan posisi duduk di kursi.

”Kebetulan, pada saat kejadian, saya menjadi pembina upacara. Saat upacara, Rizki memang kelihatan seperti kecapekan. Rizki mendapatkan syal pertama karena posisinya ada di paling ujung kiri. Setelah mendapatkan syal, Rizki langsung dipeluk ibunya. Setelah berjalan meninggalkan Rizki, ternyata beliau pingsan, dan langsung kita bawa ke klinik Unsil,” ucap Ade, Sabtu 18 Februari 2017.

Pada masa perawatan di klinik Unsil, Ade mengaku mendapat kabar bahwa almarhum Rizki dalam kondisi kritis dan tak berapa lama dinyatakan meninggal dunia oleh dokter di Klinik Unsil.

”Pada hari Jumat, saya juga ketemu almarhum di Gunung Cakrabuana saat penutupan pelatihan lapangan. Secara pribadi, saya melihat dia sudah capek, sorot matanya kosong. Saya menduga dia sakit, ternyata memang betul. Saat diklat, almarhum juga sudah diperingatkan untuk mundur tetapi tetap mengikuti kegiatan sampai selesai,” kata Ade.

Menurut Ade, sebelum mengeluarkan izin kegiatan, Ade sudah memeringatkan panitia untuk  menjalankan kegiatan sesuai prosedur tanpa adanya kekerasan dan mengutamakan kehati-hatian. 

”Kegiatannya memang kemah 8 hari di lapangan, 2 hari di kampus. Rutenya tidak terlalu berat, hanya berjalan 5 kilometer tetapi membawa beban. Saya sudah ingatkan kepada panitia untuk mewaspadai musim hujan dari sisi kehati-hatian juga, kami berulang kali menegaskan, tidak pernah ada kekerasan di Unsil,” kata Ade.

Ketua UKM Kaniwata Wawan Kurniawan mengungkapkan, kasus meninggalnya peserta diklat Kaniwata baru pertama kalinya terjadi sepanjang pelaksanaan diklat. Wawan mewakili UKM Kaniwata cukup terpukul atas kepergian salah satu anggota barunya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat