kievskiy.org

Warga Keluhkan Pembangunan Taman Bikin Lingkungan Kumuh

SALAH satu sungai dari Jembatan Sasak Beusi, Jalan Basuki Rahmat, Kelurahan Sindang Kasih, Purwakarta, Selasa, 17 Januari 2017. Sungai masih jadi pilihan bagi warga sebagai tempat mandi, cuci, dan kakus. Sebanyak 158 desa di Kabupaten Purwakarta masih buang air besar (BAB) sembarangan, di antaranya ke sungai.*
SALAH satu sungai dari Jembatan Sasak Beusi, Jalan Basuki Rahmat, Kelurahan Sindang Kasih, Purwakarta, Selasa, 17 Januari 2017. Sungai masih jadi pilihan bagi warga sebagai tempat mandi, cuci, dan kakus. Sebanyak 158 desa di Kabupaten Purwakarta masih buang air besar (BAB) sembarangan, di antaranya ke sungai.*

PURWAKARTA, (PR).- Warga RW 01, Kelurahan Nagrikaler, Purwakarta mengeluhkan penataan di kawasan wilayahnya tidak memberikan manfaat bagi warganya. Pasalnya, penataan kawasan dengan membangun taman yang didalamnya didirikan bangunan tidak berfungsi dengan baik malahan bangunan tersebut menjadi kumuh, padahal awalnya pembangunan taman dan bangunan itu untuk merubah kawasan kumuh menjadi lebih baik. Hal tersebut disampaikan Ketua Rw 01, Kelurahan Nagrikaler, Purwakarta, Sonny Zulkhaidir kepada "PR", Selasa, 7 Maret 2017. Menurutnya, pembangunan taman berikut bangunan (MCK,red) di wilayahnya selesai pada bulan Desember lalu. Namun setelah berjalan beberapa pekan, MCK yang awalnya diperuntukan bagi warga tidak berfungsi. "Memang di taman tersebut dibangun MCK tapi kran air di MCK itu tidak mengeluarkan air sehingga warga tidak dapat memanfaatkannya," kata Sonny. Dikatakannya, belakangan ini banyak warga yang mengadukan kepada dirinya sebagai ketua rukun warga mengenai fungsi taman dan bangunan yang ada di wilayahnya. "Saya mau menjelaskan bagaimana kepada warga kalau saya sendiri selama ini belum pernah mendapat pengarahan dari pihak yang melaksanakan pembangunan taman dan bangunan tersebut," jelasnya. Diakuinya, tidak mengalirnya air di MCK yang berada di kawasan taman tersebut pernah dikomplain kepada pihaknya yang melaksnakan pembangunan taman dan MCK tersebut namun hingga sekarang tidak ada upaya perbaikan dari pelaksana. Ketua RW 01, Kelurahan Nagrikaler, Purwakarta menambahkan pembangunan taman dan MCK di wilayahnya awalnya untuk menata kawasan pemukiman kumuh menjadi lebih baik. Tapi karena MCK dan taman itu tidak dirasakan manfaatnya oleh warga justru sebaliknya menjadi kumuh. "Setelah selesai pelaksanaan, warga belum pernah memanfaatkan taman dan MCK tersebut, rumput yang berada di dalam taman tidak terawat sehingga menimbulkan kesan kumuh. Padahal katanya penataan itu untuk merubah kawasan kumuh menjadi baik tapi justru sekarang malah kumuh," tambah Sonny. Dikatakannya, permasalahan yang terjadi wilayahnya akan segera dilaporkan kepada instansi terkait di Purwakarta khususnya Dinas Cipta Karya Purwakarta. "Walaupun proyek pembangunan taman dan MCK tersebut merupakan proyek dari Provinsi Jabar tapi pihaknya tetap akan memberikan laporan kepada instansi di Purwakarta agar MCK yang dibangun bisa dimanfaatkan oleh warga," ungkapnya. Sementara itu, Kepala Bidang Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Dinas Cipta Karya Purwakarta, Ryan mengatakan bahwa proyek pembangunan taman dan MCK di Rw 01, Kelurahan Nagrikaler, Purwakarta itu merupakan proyek pengembangan pemukiman kawasan kumuh yang pelaksanaannya berada di bawah dinas provinsi. "Anggaran dan pelaksanaan kegiatan penataan kawasan di RW 01, Kelurahan Nagrikaler itu semuanya berada di provinsi, kami hanya menerima jadi saja," jelasnya. Kendati demikian, kata Ryan, pihaknya akan segera melayangkan surat kepada provinsi untuk menyampaikan keluhan warga mengenai tidak berfungsinya MCK yang ada di taman di Rw 01, Kelurahan Nagrikaler, Purwakarta tersebut. "Kami akan layangkan surat ke provinsi agar MCK yang ada di taman di RW 01 itu bisa berfungsi," jelasnya.

Terkini Lainnya

  • Tags

  • taman kota

  • Purwakarta

  • MCK

  • Artikel Pilihan

  • Terkini

  • Drs Kusmana Hartadji, MM: Konsisten Jalankan Amanah

  • KPU Umumkan Anggota KPU Jabar 2023-2028, Berikut Daftarnya

  • Waspada Angin Kencang di Empat Wilayah Jawa Barat, BMKG Beberkan Faktor Penyebabnya

  • Tangis Haru Dandim 0625 Letkol Yusuf Andriyanto Saat Tinggalkan Pangandaran

  • Sejoli Mesum Asal Garut Pemeran Video Live Streaming Asusila Ditangkap Polisi

  • Polling Pikiran Rakyat

  • Terpopuler

  • Profil Dewi Paramita, Mantan Kekasih Ibrahim Risyad Sebelum Menikah dengan Salshabilla Adriani

  • Gempa Magnitudo 4,6 Guncang Batang Jawa Tengah Sore Ini

  • Prediksi Skor Argentina vs Kanada di Copa America 10 Juli 2024: Kondisi Tim, Head to Head, dan Susunan Pemain

  • Prediksi Skor Spanyol vs Prancis Euro 10 Juli 2024: Statistik, Head to Head, Susunan Pemain

  • Ibrahim Risyad Diduga Cinlok dengan Salshabilla Adriani Saat Masih Pacaran dengan Dewi Paramita

  • Perjalanan Cinta Ibrahim Risyad dan Salshabilla Adriani, Dikabarkan Menikah Hari Ini 7 Juli 2024

  • Pegi Setiawan Dibebaskan Hari Ini, Hakim: Status Tersangkanya Tidak Sah

  • Jawaban Polri Setelah Pegi Setiawan Dinyatakan Bebas dan Gugur sebagai Tersangka Kasus Vina Cirebon

  • 11 Program Pemerintah Pakai Singkatan Nyeleneh: Siska Ku Intip, Mas Dedi Memang Jantan, dan Jebol Ya Mas

  • Indonesia Diguncang Gempa 8 Kali Hari Ini 7 Juli 2024, Paling Kencang di Batang Jateng

  • Kabar Daerah

  • Prakiraan Cuaca Tangerang Raya Selasa 9 Juli 2024: Siang Hujan Ringan Sementara Malam Hujan Sedang

  • Kampung Pecinan, Wisata Kuliner Malam Unik di Kota Mojokerto yang Menggoda Selera

  • Olly Dondokambey Tetap Sosialisasi Steven Kandouw Jadi Cagub Sulut, Ini Alasannya

  • Khofifah: Angka Kemiskinan di Jawa Timur Turun Signifikan, Capai Sejarah Terendah 9,79 Persen

  • Jadwal SIM Keliling Bandung Hari Ini Selasa, 9 Juli 2024 Ada di Dua Lokasi

  • Pikiran Rakyat Media Network

  • Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
    Sertifikat Nomor 999/DP-Verifikasi/K/V/2022

Tautan Sahabat