kievskiy.org

Petani di Pangandaran Diimbau Percepat Menanam Padi

JEJE Wiradinata (kanan) mencoba bantuan traktor untuk para petani, di Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran, Selasa 7 Maret 2017. Salah satu tujuan penyaluran traktor ini adalah agar petani bisa menyegerakan penanaman, mengingat bulan April diprediksi sudah masuk kemarau.
JEJE Wiradinata (kanan) mencoba bantuan traktor untuk para petani, di Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran, Selasa 7 Maret 2017. Salah satu tujuan penyaluran traktor ini adalah agar petani bisa menyegerakan penanaman, mengingat bulan April diprediksi sudah masuk kemarau.

PARIGI, (PR).- Para petani di Kabupaten Pangandaran diimbau menyegerakan penanaman padi di sawah mereka. Pasalnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, bulan April 2017 sudah masuk musim kemarau. Namun di sisi lain, para petani di Pangandaran belum banyak yang memulai penanaman setelah masa panen berakhir bulan lalu. Hal itu karena dimulainya proses penanaman padi di kabupaten ini, rata-rata masih mengandalkan penghitungan bulan baik menurut adat dan tradisi. Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura di Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran, Tina Maryana mengatakan, saat ini baru terdapat 49 hektar lahan persawahan yang diketahui sudah ditanami. Lahan itu tersebar di Kecamatan Cigugur, Mangunjaya, dan Padaherang. Sementara total lahan sawah di Kabupaten Pangandaran mencapai 16.506 hektar, termasuk sawah baru yang dicetak 2016 lalu. “Menurut BMKG, masuk bulan April itu sudah kemarau, berarti kan harus dari sekarang penanaman. Sayang waktu. Tanaman pangan apalagi padi kan bergantung pada ketersediaan air yang cukup,” ujar Tina di ruang kerjanya, Selasa 7 Maret 2017. Menyegerakan penanaman tak lama setelah panen, ujar dia, juga bertujuan untuk menjaga bahkan meningkatkan produktivitas lahan persawahan. Meski demikian, Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran pun tidak bisa menyalahkan apalagi melarang tradisi pemilihan bulan baik untuk memulai penanaman padi. Bagaimana pun, prosesi tersebut merupakan bagian dari adat kebudayaan Pangandaran yang justru harus dipelihara. “Penghitungan bulan baik itu juga para petani ada ilmunya. Kami juga harus menghargai tradisi, mudah-mudahan jadi daya tarik wisata, Pangandaran kan daerah tujuan wisata. Agar para petani menyegerakan menanam, kami hanya bisa memberi stimulan,” ujar Tina. Salah satu stimulan yang dimaksud adalah disalurkannya berbagai alat pertanian pada kelompok-kelompok tani di semua kecamatan di Pangandaran. Bantuan yang berasal dari pemerintah pusat tersebut terdiri dari 14 unit traktor dan 4 unit cultivator. Ditambah dengan penyaluran pada tahun 2016 lalu, total sudah 90 traktor diberikan pada kelompok-kelompok tani di Pangandaran. Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata mengatakan, alat-alat itu dihibahkan sepenuhnya kepada masing-masing kelompok tani untuk dipinjamkan pada para anggotanya. Kalaupun para petani harus dipungut bayaran, sekadar untuk pemeliharaan dan tidak boleh semahal uang sewa. Nominalnya pun ditentukan kesepakatan antara pengurus kelompok tani dengan para anggota. “Ini dalam rangka menekan biaya produksi yang harus ditanggung para petani,” ujar Bupati usai prosesi serah terima alat-alat pertanian tersebut, di Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran. Jeje menyebut, bantuan dari pemerintah pusat untuk sektor pertanian sebenarnya sangat banyak tersedia. Terutama untuk peralatan tani. Namun sebelum Pemkab Pangandaran mengajukan kembali bantuan tersebut, saat ini Dinas Pertanian sedang mendata kebutuhan. Agar bantuan yang diterima berdasarkan pengajuan itu bisa efektif. “Kami sedang hitung lahan sekitar 16 ribu hektar itu butuhnya berapa traktor. Di pemerintah pusat kan banyak, kita bisa dapat lebih banyak dari ini. Tapi saya belum tahu datanya kan, sekarang Dinas Pertanian masih pemetaan salah satunya terkait kebutuhan itu,” kata dia.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat