PURWAKARTA, (PR).- Petugas gabungan yang tengah mencari korban hilang di insiden maut perahu mesin tempel menjelaskan kronologis kejadian. Insiden ini terjadi diduga kuat akibat kelebihan muatan sehingga perahu terbalik.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Dandim 0609 dan jajarannya, insiden tersebut, berawal perahu yang di nahkodai Dana mengangkut 15 orang penumpang dari Pulau Nusa. Pulau lokasinya berada di seberang Danau Cirata, tepatnya di Kecamatan Cipendeuy, Kabupaten Bandung Barat.
Seharusnya dalam satu kali jalan, perahu ini hanya bisa mengangkut 10 orang saja. Jadi dari data awal sebanyak 21 orang, hal tersebut dikurangi jadi 15 karena 6 orang telah sampai terlebih dahulu. Para korban ini merupakan keluarga besar yang pulang sehabis memanen cabai.
Sayangnya, saat perjalanan pulang, sempat terjadi hujan deras yang disertai angin kencang. Sehingga seharusnya yang naik berjumlah 7-10 orang, orang yang tersisa di Pulau Nusa dipaksakan naik ke perahu. "Hujan angin ini, mengakibatkan danau bergelombang. Perahu terhempas ke arus deras hingga oleng dan terbalik. Seluruh penumpang tumpah ke danau," kata dia.
Jadi, kata Ary, insiden ini menimpa warga yang diangkut kedua kalinya. Jumlahnya 15 orang. Karena, yang 6 orang sudah terlebih dahulu sampai ke seberang.
Pihaknya menduga, nahkoda kapal air ini memaksakan untuk memuatkan 15 penumpang yang tersisa itu dalam satu kali jalan. Sehingga, perahu yang ditumpangi kelebihan muatan.
"Mungkin tadinya mau tiga kali balikan. Tapi, karena cuaca tidak mendukung, mereka terpaksa diangkut sekaligus," katanya.
Sementara itu, sang nahkoda kapal, sampai saat ini belum bisa dimintai keterangan.Dana masih terlihat shock dan belum bisa menjelaskan apa-apa soal insiden ini.***