kievskiy.org

Kesulitan Biayai Anaknya, Dedi Mulyadi Sarankan Pasangan Ini Ikut KB

BUPATI Purwakarta Dedi Mulyadi saat menerima Kardinal (52) dan Hayati Hodijah (52) yang mengalami kesulitan membiayai anaknya yang baru lahir di rumah dinas Bupati Purwakarta pada Senin 8 Januari 2018.*
BUPATI Purwakarta Dedi Mulyadi saat menerima Kardinal (52) dan Hayati Hodijah (52) yang mengalami kesulitan membiayai anaknya yang baru lahir di rumah dinas Bupati Purwakarta pada Senin 8 Januari 2018.*

PURWAKARTA, (PR).- Kardinal (52) dan Hayati Hodijah (52) tidak bisa membawa pulang bayi mereka yang dirawat di Rumah Sakit ASRI. Selain karena ketiadaan biaya, bayi yang lahir pada 27 November 2017 lalu itu terlahir prematur. Sehingga, pihak rumah sakit memutuskan untuk melakukan tindakan medis.

"Iya tidak bisa pulang. BPJS kami pun ditolak,‎" kata Kardinal saat diwawancarai di Rumah Dinas Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi pada Senin 8 Januari 2018.

Pemkab Purwakarta pun sempat menanyakan perihal BPJS ini ke Rumah Sakit ASRI, tentang penolakan BPJS tersebut. Menurut pihak rumah sakit, Kardinal belum memberikan kartu BPJS dalam rentang waktu 3 x 24 jam. 

Sehingga bayi dari pasangan‎ yang sudah cukup berumur tersebut dimasukan klasifikasi pasien umum. Akibatnya biaya yang ditanggung pun menjadi membengkak. Biaya persalinan sekaligus biaya perawatan bayi selama 3 bulan harus dibayar sebesar Rp 25 Juta. 

"Seluruh biaya dibayar oleh Kang Dedi. Alhamdulillah, beliau mengutus putranya, Aa Maula Akbar. Sehingga kami bisa membawa pulang bayi kami," ujarnya. 

Ungkapan terima kasih pun muncul dari istri Kardinal yaitu Hodijah, Ia mengaku bersyukur dan berjanji akan mengikuti Program Keluarga Berencana. "Terima kasih Kang Dedi. Alhamdulillah, kami akan ikut Program KB, sehingga mudah-mudahan tak memberatkan ekonomi kami," ucapnya.

Dianjurkan ikut KB

‎Sementara itu kedua pasangan ini pun mendapatkan wejangan dari Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Pasalnya, mereka memiliki 4 orang anak karena tidak ikut program Keluarga Berencana. 

Kondisi ini diperparah oleh kondisi ekonomi warga Kampung Bongas, Kelurahan Sindang Kasih, Kecamatan Purwakarta Kota tersebut. Sehari-hari, Kardinal hanya berprofesi sebagai sopir angkot trayek 01 Pasar Rebo-Sadang. 

"Kenapa tidak ikut Program KB? Kalau begini kan jadi repot. Saat nanti anak sakit bagaimana?. Lalu bagaimana untuk biaya pendidikan, itu juga jangan lupa dipikirkan," kata Dedi Mulyadi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat