kievskiy.org

Rawan Longsor, Kios-Kios di Puncak Harus Pindah

Petugas perbaikan jalan berada di sekitar area longsor, Puncak, Cianjur, Kamis 29 Maret 2018 lalu. Masyarakat dan pemilik kios diimbau untuk segera pindah dari kawasan yang dinilai rawan longsor itu, karena hingga saat ini bencana diperkirakan masih dapat terjadi.
Petugas perbaikan jalan berada di sekitar area longsor, Puncak, Cianjur, Kamis 29 Maret 2018 lalu. Masyarakat dan pemilik kios diimbau untuk segera pindah dari kawasan yang dinilai rawan longsor itu, karena hingga saat ini bencana diperkirakan masih dapat terjadi.

CIANJUR, (PR).- Belasan kios yang berada di kawasan Puncak mulai dibongkar seiring dengan potensi longsor di wilayah tersebut. Berdasarkan kajian geologi, diperkirakan longsor akan terjadi lagi sewaktu-waktu sehingga kegiatan di area itu pun dinilai tidak aman.

Oleh karena itu, bangunan yang mayoritas merupakan kios di pinggir jalan Puncak diimbau untuk segera dipindah. Apalagi, kios dengan penahan bambu atau kayu yang dianggap mudah rusak terdampak bencana.

"Di area bencana itu, sebenarnya tingkat kemiringannya sangat curam. Sistem drainasenya juga kurang bagus, dan keberadaan pohon juga sangat kurang. Makanya potensi bencananya tinggi," kata Wakil Bupati Cianjur Herman Suherman, Senin 2 April 2018.

Ia mengatakan, sebaiknya kegiatan di kawasan Puncak itu pun dialihkan karena tidak layak dan tidak ada jaminan area akan aman dari bencana. Terlebih, Cianjur utara saat ini menjadi daerah dengan titik rawan bencana yang cukup banyak.

Rawannya titik sekitar Puncak Pass terlihat, dari parahnya dampak longsor pertama kali pada Februari lalu. Ketika dalam proses perbaikan, longsor tetap tidak terhindarkan karena material berat yang dipasang di dekat aliran air dan labilnya area, mendorong terjadinya longsor.

"Sebelumnya juga memang sudah terlihat retakan-retakan. Makanya, sejak jauh-jauh hari instansi terkait minta warga pindah saja," kata dia.

Herman melanjutkan, pemerintah setempat akan berupaya maksimal membantu masyarakat untuk pindah. Menurut dia, pemkab mengutamakan ketersediaan akomodasi untuk mengangkut barang yang akan dipindahkan.

"Sementara untuk relokasi, itu kan tanah milik Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Perhutani. Maka kami akan bantu fasilitasi atau koordinasikan, supaya disediakan lahan baru," kata dia.

Sejauh ini, pemkab memang lebih menunggu pembongkaran secara sukarela. Hal itu dilakukan, untuk meminimalkan terjadinya konflik seperti yang pernah terjadi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat