kievskiy.org

Lebih dari 2.000 Warga Kuningan Menderita Gangguan Jiwa

null
null

KUNINGAN, (PR).- Lebih dari 2.000 orang warga Kabupaten Kuningan terdeteksi menderita gangguan jiwa. Ditenggarai di antaranya ada yang sampai diamankan keluarganya dengan cara dipasung.

Hal itu diungkapkan Sekretaris Daerah Kabupaten Kuningan Dian Rachmat Yanuar, di saat menyaksikan kegiatan pelayanan kesehatan jiwa dan evakuasi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) ke Rumah Sakit DR. H. Marzoeki Mahdi (RSMM) Bogor dalam menyongsong Kabupaten Kuningan bebas pasung tahun 2019 di Puskesmas Manggari, Kecamatan Lebakwangi, Kabupaten Kuningan, Kamis, 18 Juli 2019.

“Fenomena gejala gangguan jiwa di Kuningan cukup banyak. Dan, yang lebih memprihatinkan berdsarkan penilaian dari Jabar, pemasungan terhadap ODGJ cukup banyak di Kuningan. Ini tentu menjadi perhatian kita bersama untuk bangaimana ke depan mengedukasi masyarakat bahwa persoalan ini (ODGJ) bukan persoalan aib bukan persoalan malu, tetapi harus ditangani secara komprehensif, terukur, dan terarah. Medisnya, psikososialnya, dan lain-lainnya,” ujar Dian.

Ditanya jumlah warga Kabupaten Kuningan terdata saat ini menderita gangguan jiwa, Dian didampingi Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Kabupaten Kuningan Toni Kusumanto, dan Raji, Kepala Dinas Ksehatan Kabupaten Kuningan, menyebutkan berdasarkan hasil pendataan sementara terdata ada 2.323 orang. “Bisa saja kalau diselusuri lebih komprehensif lagi, ini bisa seperti fenomena gunung es. Jumlahnya bisa jauh lebih banyak lagi,” kata Dian.

Sementara itu Toni menyebutkan jumlah ODGJ yang mendapatkan penanganan dalam kegiatan tersebut tadi, ada 49 orang dari sejumlah kecamatan. Setelah mendapat pemeriksaan medis dan kejiwaan di Puskesmas tersebut, 44 orang di antaranya diserahkan keluarganya dan dibawa tim evakuasi menuju RSMM Bogor untuk mendapatkan perawatan medis. Sementara lima ODGJ di antaranya diarahkan kepada keluarganya untuk ditangani dengan berobat jalan ke RSU ’45 Kuningan

Toni maupun Dian menyatakan penanganan terhadap ODGJ melalui kegiatan itu meliputi penanganan berupa rahabilitasi medis dan rehabilitasi sosial pascarehabilitasi medis, dan gratis. “Biaya perawatan dan lain-lainnya ada bantuan stimulan dari Kementerian Sosial, dan untuk perawatannya dari rumah sakit,” ujar Dian.

Hal ini dibenarkan juga Nina Riawati, Kepala Balai Rehabilitasi Penyandang Sosial Disabilitas Mental (BRSPDM) Phala Martha, Kemensos RI yang mendampingi langsung tim teknis pelayanan kesehatan jiwa dan evakuasi ODGJ di Puskesmas tersebut. Pelayanan kesehatan jiwa disertai evakuasi ODGJ di Puskesmas Manggari itu, melibatkan tim dari berbabai pihak. Di antaranya Tim Intervensi Krisis dari RSMM, Tim Kesehatan Jiwa dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan, Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan. Selain itu, juga mendapat pengawalan para babinsa dan babin kamtibmas, serta petugas kesehatan dari kecamatan-kecamatan alamat ke-49 ODGJ tersebut

Nina lantas menyebutkan pascarehabilitasi medis, ODGJ itu nantinya tidak akan langsung diserahkan kepada keluarganya. Namun, terlebih dahulu akan direhabilitasi sosial dulu di BRSPM Sukabumi.

Disana, mereka akan diberikan berbagai macam penguatan secara psikologis. Seperti di antaranya berbagai macam terapi fisik, mental, sosial. “Dan, sebelum dikembalikan ke masyarakat mereka akan kami beri juga keterampilan. Setelah itu nanti mereka juga diberi pemberdayaan bantuan sosial Jadi nantinya dia tidak nganggur lagi, dibuli lagi, dan tidak sampai ada yang dipasung lagi, tetapi dia akan memiliki aktivitas mengisi waktu yang menghasilkan,” ujar Nina, seraya menambahkan saat ini pun di BRSPM Sukabumi sudah ada 13 orang ODGJ pasca rehab medik asal Kabupaten yang sedang menjalani rehabulitasi sosial.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat