kievskiy.org

Usia Tiga Waduk di Aliran Sungai Citarum Diprediksi Semakin Pendek

PEMANDANGAN Waduk Jatiluhur kala matahari terbenam yang diambil dari kawasan Istora Resort Jatiluhur.*/HILMI ABDUL HALIM/PR
PEMANDANGAN Waduk Jatiluhur kala matahari terbenam yang diambil dari kawasan Istora Resort Jatiluhur.*/HILMI ABDUL HALIM/PR

BOGOR, (PR).- Usia tiga waduk yang bersumber dari aliran Sungai Citarum diprediksi semakin pendek. Kondisi tersebut terjadi akibat sedimentasi waduk yang semakin tebal dan perusakan turbin yang tidak tertangani secara maksimal. 

Demikian diungkapkan Peneliti Utama Bidang Konservasi Perairan Darat Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Gadis Sri Haryani, di sela Konferensi Internasional  Limnologi Tropikal di Kota Bogor, Rabu, 28 Agustus 2019.

“Tiga waduk dari hulu seperti Saguling, di tengah Cirata, dan di hilir Jatiluhur, kita sudah tahu bagaimana kondisinya sekarang. Dengan sumber air Citarum, sedikit banyak berpengaruh pada tiga waduk itu. Dari segi umur, waduk itu telah mengalami penurunan usia. Yang harusnya berfungsi 50 tahun, jadi fungsinya tidak lebih dari itu,” ujar Gadis.

Menurut dia, perlu ada penanganan serius terkait kondisi tiga waduk tersebut. Selain memperbaiki  sumber air dari Sungai Citarum, keberadaan eceng gondok juga harus diperhatikan. Apalagi, waduk tersebut memiliki fungsi vital sebagai pembangkit listrik tenaga air dan sumber air minum.

“Yang perlu dilakukan tentu menjaga kualitas sumber air Citarum, memperbaiki kondisinya agar tidak semakin tercemar di Waduk Saguling dan waduk lainnya, karena tentu saja pencemaran itu akan menyebabkan usia waduk berkurang karena bisa merusak turbin PLTA,” ucapnya.

Tak hanya soal sedimentasi, Gadis menyebutkan alih fungsi lahan di kawasan hulu akan berpengaruh pada  penurunan debit air waduk saat musim kemarau. Keberadaan waduk belum dapat terlalu diandalkan akibat air tidak meresap secara maksimal saat musim hujan.

“Sebenarnya basisnya siklus hidrologi. Volume air itu sebenarnya tetap, tetapi karena aktivitas manusia, misal melakukan alih fungsi lahan hulu jadi kawasan pertanian, dan permukiman, maka air tidak meresap maksimal.  Jadi saat musim kemarau, cadangan air di tanah juga tidak maksimal,” katanya.  

Disinggung terkait seberapa efektif program Citarum Harum terhadap usia waduk, Gadis mengaku tak terlalu banyak mendapatkan informasi terkait  program tersebut. Namun demikian, Gadis meyakini program tersebut secara tak langsung dapat memperbaiki  penurunan usia waduk.

“Tentu yang utama ya dari manusianya harus diperbaki, bagaimana pabrik-pabrik di sekitar waduk tidak buang limbah, bagaimana kemampuan masyarakat untuk mengatasi itu. Di daerah tertentu, masyarakat  lokal masih mau menjaga sumber air, tetapi perlu dukungan dari pemerintah untuk menjaga lingkungannya,” kata  Gadis.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat