SUMEDANG, (PR).- Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir diminta bergerak cepat untuk mendorong Pemprov Jabar dan pemerintah pusat supaya Kabupaten Sumedang khususnya wilayah timur, bisa mendapat manfaat dari pembangunan kawasan Aero City Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.
Terlebih dari letak wilayah, Sumedang bagian timur yakni Kecamatan Buahdua, Ujungjaya, dan Tomo (Butom) menjadi daerah yang paling dekat dengan Aero City, setelah Indramayu dan Kertajati, Majalengka. Sudah sepatutnya, Kabupaten Sumedang khususnya bagian timur menjadi daerah penyangga Aero City BIJB, ketimbang Cirebon dan Kuningan yang jaraknya relatif jauh.
“Pemda harus bertindak cepat mendorong pemerintah pusat agar Sumedang bisa ambil bagian dari pembangunan Aero City ini. Pemda jangan dulu overconfident (terlalu percaya diri). Karena kenyataannya, Sumedang khususnya wilayah timur tidak termasuk daerah penyangga kawasan Aero City BIJB,” ujar Ketua Sumedang Investement Board (SIB), Nana Mulyana pada “Diskusi Ekonomi” di Kampung Karuhun, Desa Citengah, Kecamatan Sumedang Selatan, Kamis 29 Agustus 2019.
Menurut dia, posisi wilayah Kabupaten Sumedang dinilai sangat strategis berada pada “triangel golden area” (wilayah segi tiga emas), yakni kota metropolitan Jakarta Raya, Bandung Raya dan Cirebon Raya. Selain itu juga, Sumedang khususnya di wilayah timur cukup dekat dengan BIJB.
“Yang jadi pertanyaan, kenapa Sumedang tidak masuk daerah penyangga kawasan Aero City BIJB? Posisi bagus, tapi tidak diakomodir. Ini harus menjadi perhatian dan pemikiran pemda dan seluruh pihak terkait lainnya. Pemda harus bergerak cepat mendorong pemerintah pusat agar Sumedang termasuk daerah penyangga Aero City,” kata Nana yang juga Ketua PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesa) Kab. Sumedang.
Perlunya Sumedang menjadi daerah penyangga, kata dia, karena di kawasan Aero City akan dibangun berbagai sarana dan penunjang BIJB yang begitu lengkap. Seperti halnya perhotelan, apartemen untuk para pegawai BIJB, pusat perbelanjaan hingga kawasan perdagangan. Bahkan di Aero City akan lahir kota baru dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Tentunya lapangan kerja terbuka luas dengan kebutuhan tenaga kerja yang banyak. “Nah, Sumedang wilayah timur yang berbatasan langsung dengan Aero City, tentunya harus manangkap peluang bisnis dan investasi serta manfaat lainnya dari pembangunan kawasan Aero City BIJB,” ucapnya.
Lebih jauh Nana menjelaskan, langkah awal Pemkab Sumedang harus segera membuat kajian formal maupun informal dengan pembangunan Aero City BIJB tersebut. Kajian formal, di antaranya terkait regulasi, perizinan, tata ruang termasuk penyediaan lahan untuk pembangunan kawasan industri dan pertumbuhan ekonomi baru di wilayah Butom. Kajian informalnya harus bergandeng dengan pihak swasta. Contohnya, Pemkab Sumedang harus selektif memilih investor. “Pilih investor yang bonafide yang betul-betul kaya modal. Jangan sampai, calo-calo investor. Ketika dicek rekeningnya, nol rupiah. Jangan sampai begitu,” ujarnya.
Sementara itu ditemui terpisah, Direktur Teknik PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT) Bagus Medi Suarso mengatakan, meski Sumedang tidak termasuk daerah penyangga kawasan kota baru Aero City BIJB, masih terbuka peluang mendapatkan manfaat dari keberadaan Aero City tersebut. Peluang itu, dengan membangun kawasan industri di Kec. Ujungjaya yang lokasinya cukup dekat dengan Aero City.
“Jika Pemkab Sumedang punya lahan untuk membangun kawasan industri, CKJT selaku investor pembangunan dan pengelola tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan), bisa memfasilitasi dengan membangun exit tol di Desa Sakurjaya, Kecamatan Ujungjaya. Bukaan exit tol ini untuk mengakses ke kawasan industri. Silakan saja, kalau pemda ingin dibuatkan exit tol, saya bantu. Dengan bukaan exit tol, Sumedang bisa kebagian efek domino dari manfaat pembangunan Aero City BIJB,” katanya.