PIKIRAN RAKYAT - Ketua Divisi Vaksinasi Jawa Barat Dedi Supandi memastikan, menjelang akhir 2021, target kekebalan komunal atau herd immunity di Jabar tidak tercapai. Terjadi penurunan kecepatan vaksinasi.
Jawa Barat memasang target 70 persen dari total jumlah penduduk atau 37,9 juta warga tervaksinasi hingga akhir 2021. Namun hingga 7 Desember, dari 53 juta dosis vaksin yang terdistribusi, realisasinya baru 43.517.256 dosis dengan rincian 66,72 persen dosis pertama dan 47,46 persen dosis kedua.
"(Kalau dilihat) kecepatan vaksinasi kabupaten dan kota, diperkirakan tidak ada kabupaten dan kota yang mencapai target 100 persen," ujar Dedi dalam rapat kerja Pokja PWI Gedung Sate di Dago, Kabupaten Bandung, Rabu 8 Deember 2021.
Baca Juga: Fakta-Fakta Kasus Guru Pesantren Perkosa 12 Santriwati di Bandung: Reaksi MUI hingga Ponpes Ditutup
Diakui Dedi, kecepatan harian vaksinasi di Jabar menurun dari puncak 464.000 dosis vaksin/hari, kini menjadi 200.000 dosis vaksin/hari. Meski turun, raihan tersebut masih terbilang tinggi dari provinsi lain.
"Bukan karena vaksin kurang. Vaksin di Jabar banyak, bahkan surplus 2 juta. Kita tidak kekurangan," ucap dia.
Sulit mencari yang mau
Menurut Dedi, penurunan kecepatan vaksinasi di Jabar dipengaruhi banyak faktor. Diakuinya, saat ini dia sulit menemukan warga yang ingin divaksin.
"Makanya, saya usul ke Dinas Sosial, bikin bansos asal mau divaksin,” ujarnya.
Selain itu, ada juga kendala karena warga tak punya KTP dan puskesmas menolak kalau warga tidak punya NIK.
"Makanya, saya ingin ke Dinas Sosial dan Disdukcapil kabupaten dan kota. Saya minta kalau ada road show, tolong bikin NIK, jadi pembuatan KTP sekaligus dengan vaksin. Kalau tidak ada NIK, tidak bisa masuk data," ujar Dedi.
Tak hanya itu, vaksinasi lansia pun yang sudah sulit semakin sulit karena sebab yang sama.
Dengan kondisi tersebut, Dedi mendorong percepatan vaksinasi dengan sistem pemberdayaan dan melibatkan pihak lain. Selain itu, Dedi pun punya skema menggerakan bidan desa di Jabar.
"Untuk bidan desa, saat ini ada 12.500 orang, yang dapat memberi vaksin ada 9.600 orang. Kalau saja 30 orang divaksin setiap hari oleh 9.600 bidan desa, capaian vaksinasi di Jabar akan kembali meningkat," kata Dedi.
Dia menambahkan, capaian vaksinasi memengaruhi status atau level daerah.
Sebelumnya, tanda-tanda herd immunity tidak akan tercapai mulai tampak ketika vaksinasi lansia tidak mencapai target.
Baca Juga: 4 Tahun Bikin Konten Video Syur hingga Kaya Mendadak, kok Bisa Siskaeee Tak Terjamah Hukum?
Seharusnya, pada November 2021, vaksinasi lansia mencapai 60 persen, tetapi baru tercapai 48 persen. Sasaran lansia di Jabar sebanyak 3,4 juta.
Dedi mengatakan, ada beberapa faktor yang menjadikan vaksinasi untuk lansia di Jabar belum optimal. Antara lain, sulitnya lansia menuju pusat vaksinasi di lingkungannya.
"Lansia cenderung kesulitan jika harus datang sendiri ke titik vaksinasi jika tidak ada yang mengantarkan dari keluarganya sehingga capaiannya rendah. Vaksinasi lansia ini terkadang harus dilakukan secara door to door dan harus ditingkatkan," ujar Dedi.
Menurut dia, vaksinasi lansia harus dilakukan bersama-sama, khususnya antara Dinas Kesehatan Jabar, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, serta Dinas Sosial.
"Penanganan lansia ini ada di bawah Dinas Sosial. Kenapa harus juga melibatkan Disdukcapil, karena kaitannya dengan NIK. Jadi, NIK mereka adalah NIK lama yang tidak diperbarui," kata Dedi.***