kievskiy.org

Milenial Rentan Terpapar Radikalisme, BNPT Bentuk Duta Damai Dunia Maya

SEJUMLAH buku diamankan dari kontrakan terduga teroris, NAS, di Desa Karang Satria Kecamatan Tambun Utara Kabupaten Bekasi, Minggu 13 Oktober 2019. Dari pemeriksaan, NAS diduga berkaitan dengan Abu Rara pelaku penusukan Menkopolhukam Wiranto.*
SEJUMLAH buku diamankan dari kontrakan terduga teroris, NAS, di Desa Karang Satria Kecamatan Tambun Utara Kabupaten Bekasi, Minggu 13 Oktober 2019. Dari pemeriksaan, NAS diduga berkaitan dengan Abu Rara pelaku penusukan Menkopolhukam Wiranto.* /TOMMY ANDRYANDY/PR

PIKIRAN RAKYAT - Duta Damai Dunia Maya telah terbentuk di 13 provinsi, termasuk Jawa Barat. Terdapat 780 duta damai dunia maya, menjalankan misi pencegahan radikalisme terhadap kalangan milenial.

Demikian kata Kasubdit Kontra Propaganda Direktorat Pencegahan Deputi I Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Kolonel Pas Sujatmiko seusai Seminar Cegah Radikalisme Ala Milenial di Gedung Serba Guna Universitas Widyatama, Kota Bandung, Senin 9 Desember 2019. 

Pembentukan duta damai dunia maya, ucap Sujatmiko, merupakan bagian upaya BNPT dalam hal kontraradikalisasi, deradikalisasi, dan kesiapsiagaan nasional.

Baca Juga: Angka Pengangguran di Kabupaten Bandung Rendah, Dadang Naser Beberkan Rahasianya

Duta damai bergerak beriringan dengan aktivitas kalangan milenial di media sosial, dan saluran lain, di antaranya, teknologi informasi, desain komunikasi visual, blogger. Tak hanya Indonesia, duta tersebut merambah ke sembilan negara Asia Tenggara.

Mahasiswa termasuk dalam kalangan milenial. Sujatmiko menyatakan, mahasiswa pada tiap-tiap kampus berisiko terpengaruh radikalisme.

"Tak ada satu pun kampus yang imun (kebal) akan radikalisme. Kelompok radikal terus mengadakan propaganda-propaganda guna merekrut jaringan," ucap Sujatmiko.

Baca Juga: Peneliti dengan Kualifikasi S3 Baru 15 Persen

Guna mencegah mahasiswa terpengaruh radikalisme, ucap Sujatmiko, pihak kampus perlu memiliki daya tangkal yang jitu.

Menurut dia, daya tangkal dapat berupa kewaspadaan, dan terus menekankan nilai-nilai kebangsaan kepada mahasiswa.

"Semoga, penyelenggaraan seminar termasuk dalam langkah pendekatan yang mencegah mahasiswa terpengaruh radikalisme," ucap dia.

Bukan hanya bagi kampus beserta kalangan mahasiswa, Sujatmiko menyebutkan, tiap-tiap pihak perlu memiliki kewaspadaan akan upaya kelompok menebar pengaruh radikalisme.

Baca Juga: Putrayasa, Pematung Badung yang Kritik Penguasa Lewat Pistol dan Kondom

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat