kievskiy.org

Awal 2020, Ribuan Relawan Gelar Aksi Bersih-bersih Sampah di Kabupaten Tasikmalaya

Ribuan relawan mengikuti dan menghadiri aksi bersih-bersih dan deklarasi Tasikmalaya Bebas Sampah di pelataran Kompleks Gedung Bupati Tasikmalaya, Singaparna, Rabu (1/1/2020). Awal tahun baru menjadi momen relawan untuk mengampanyekan bebasnya Tasikmalaya dari sampah.*
Ribuan relawan mengikuti dan menghadiri aksi bersih-bersih dan deklarasi Tasikmalaya Bebas Sampah di pelataran Kompleks Gedung Bupati Tasikmalaya, Singaparna, Rabu (1/1/2020). Awal tahun baru menjadi momen relawan untuk mengampanyekan bebasnya Tasikmalaya dari sampah.* /BAMBANG ARIFIANTO

PIKIRAN RAKYAT - Ribuan relawan serta pegiat lingkungan menggelar aksi bersih-bersih sampah di Kompleks Gedung Bupati Tasikmalaya dan Alun-Alun Singaparna di awal 2020. Aksi tersebut juga merupakan bagian kampanye Tasikmalaya Bebas Sampah yang dicanangkan pada momen pergantian tahun.
 
Kegiatan tersebut dimulai dari area Gedung Bupati Tasikmalaya, Singaparna, Rabu 1 Januari 2020. Para relawan pun memungut sampah yang ditemui di pusat pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya tersebut.
Tak hanya itu, sebagian dari mereka membubuhkan tanda tangan pada spanduk untuk mendukung kampanye Tasikmalaya Bebas Sampah. Massa juga bergerak ke Alun-Alun Singaparna guna melaksanakan kegiatan serupa.
 
"Di Kabupaten Tasikmalaya penanganan sampah dirasa masih belum maksimal dilakukan. Ini terlihat dari jumlah armada sampah yang masih minim dan SDM yang belum memadai," kata Nana Sumarna selaku Koordinator Forum Peduli Lingkungan Tasikmalaya.
 
 
Produksi sampah di Kabupaten Tasikmalaya mencapai 914 kubik per hari. Dari jumlah itu, baru sekitar 33 persen produksi sampah saja yang bisa tertangani oleh Pemkab. Momen tahun baru membuat produksi sampah semakin banyak dari sisa-sisa warga yang merayakannya.
 
 
Panitia kegiatan, Ahmar Taufik Syafaat berharap kegiatan tersebut bisa berjalan secara konsisten dan tertanam dalam budasya masyarakat.
 
"Budaya bersih adalah bagian dari karakter bangsa Indonesia dan semangat gotong royong masih tertanam dalam kebiasaan masyarakat," ucapnya.
 
Ahmar menilai perlu peningkatan kesadaran agar masyarakat bisa menjadikan kebersihan sebagai bagian dari sikap hidupnya. Persoalan sampah dan keterbatasan armada pengangkut juga dialami Pemkot Tasikmalaya. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Dudi Mulyadi mengonfirmasi keterbatasan tersebut.
 
"Kita itu idealnya 60 armada, kita punya 30," ujar Dudi beberapa waktu lalu.
 
 
Tak hanya terbatas, usia truk-truk pengangkut sampah Kota Tasikmalaya juga banyak yang tua.
 
"Yang paling muda (umur kendaraannya) tahun 2014 ada empat," ucap Dudi.
 
Armada tersebut pun merupakan bantuan Pemerintah Provinsi Jabar. Keadaan itu menyulitkan Dinas LH melakukan pembersihan total tumpukan sampah. Apalagi, Dudi menyebut banyak tempat pembuangan sampah liar di tepi-tepi jalan. Selain mesti melakukan pengangkutan rutin, petugas juga mesti mengangkut sampah di TPS liar dengan keterbatasan armada.
 
Akibatnya, tak semua tempat-tempat sampah itu terjangkau petugas kebersihan. Dudi berharap, adanya penambahan armada pengangkutan baik dari Pemkot, Pemprov atau pemerintah pusat. Selama ini, tuturnya, permintaan DLH untuk menambah armada telah sering disampaikan kepada Pemkot.
 
 
Akan tetapi, hal itu belum dikabulkan. Demikian pula anggota DPRD Kota Tasikmalaya yang belum mendorong agar persoalan keterbatasan armada teratasi. Setidaknya, tutur Dudi, Pemkot bisa menyediakan satu truk  yang khusus menyisir dan mengangkut sampah-sampah di TPS liar.
 
Persoalan lain yang mengemuka adalah minimnya kesadaran masyarakat untuk tak membuang sampah sembarangan. Dudi mencontohkan, sebagian warga yang berbelanja di Pasar Cikurubuk justru membuang sampahnya di tepi jalan wilayah Paseh dan Cieunteung.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat