kievskiy.org

Cuaca Mendadak Ekstrem dan Berkabut, Helikopter Presiden Jokowi Batalkan Pendaratan di Sukajaya

PRESIDEN Jokowi memantau daerah terisolasi di Kabupaten Bogor menggunakan helikopter. Namun cuaca buruk membuat pendaratan di lokasi dibatalkan.*
PRESIDEN Jokowi memantau daerah terisolasi di Kabupaten Bogor menggunakan helikopter. Namun cuaca buruk membuat pendaratan di lokasi dibatalkan.* /DOK SEKRETARIAT PRESIDEN

PIKIRAN RAKYAT - Presiden Joko Widodo memberikan instruksi kepada Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, dan Kepala BNPB Doni Monardo agar akses menuju Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat yang tertutup akibat longsor segera dibuka.

Pernyataan ini disampaikan Presiden saat meninjau lokasi bencana banjir dan longsor di Kecamatan Sukajaya dari udara sebagaimana disampaikan Kepala BNPB Doni Monardo kepada Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden.

“Bapak Presiden memberikan instruksi kepada kami untuk melakukan berbagai upaya agar secepatnya akses ke desa-desa yang terisolir segera terbuka sehingga bantuan dapat segera disalurkan,” kata Doni. 

Baca Juga: Kisah Pekerja Indonesia yang Wafat di Masjid Viral di Malaysia, Meninggal Usai Salat Sunah saat Tunggu Azan

Presiden Joko Widodo bersama rombongan, pagi tadi, Minggu 5 Januari 2020, berangkat menuju Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor dengan menggunakan Helikopter Super Puma  TNI AU. 

Rombongan Presiden yang terdiri dari tiga helikopter lepas landas dari Pangkalan TNI AU Atang Sendjaja, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat pada pukul 08.15 WIB.

Pada pukul 08.30 WIB, dua helikopter yang ditumpangi oleh perangkat kepresidenan dan membawa bantuan logistik untuk pengungsi berhasil mendarat terlebih dahulu di helipad Desa Pasir Madang, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor. 

Prosedur pendaratan ini sudah sesuai dengan prosedur tetap penerbangan VVIP di mana helikopter VVIP mendarat setelah dua helikopter lainnya mendarat.

Pada saat akan mendarat, cuaca berubah sangat ekstrem dan berkabut tebal sehingga mengakibatkan berkurangnya jarak pandang yang tidak memenuhi standar penerbangan VVIP dan ditambah kondisi sekitar yang merupakan daerah perbukitan. Akhirnya pilot helikopter yang membawa Presiden, Letkol Pnb Yosep Frits memutuskan untuk tidak mendarat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat