/photo/2020/01/02/3508792326.jpg)
PIKIRAN RAKYAT - Saat Kota Depok diterjang banjir pada awal tahun 2020, keberadaan situ sebagai salah satu pengendali banjir dinilai belum terasa manfaatnya. Terlebih bagi warga yang bermukim di sekitaran situ.
Seperti Irfan (45), warga Beji yang tinggal bersemuka dengan Situ Pladen. Rumahnya selalu terendam banjir ketika hujan mengguyur. "Di sini memang langganan banjir. Tapi, banjir kali ini jadi yang terparah, tingginya sampai paha. Padahal, ada situ yang sudah diperbaiki tahun lalu," katanya.
Apa yang disinggung Irfan adalah tentang revitalisasi Situ Pladen yang berjalan tahun 2019 kemarin. Situ tersebut beserta Situ Rawa Besar dan Situ Tujuh Muara mendapat program revitalisasi dari dana hibah Pemprov DKI Jakarta sebesar Rp 2,7 miliar.
Baca Juga: Perdagangan Bangkai Ternak Marak di Gunung Kidul, Antraks Kian Rawan Menular ke Tubuh Manusia
Saat itu, revitalisasi mencakup pengerukan sedimen atau sampah yang mengendap di dasar situ, perbaikan pintu air di daerah hulu dan hilir, hingga 'mendadani' situ melalui pembangunan jogging track di sekelilingnya.
Akan tetapi, mengapa semua hal tersebut belum berhasil membalikan fungsi situ sebagai salah satu pengendali banjir? Heri, Koordinator Forum Komunitas Kota Depok mencoba menyuguhkan jawaban.
Menurutnya, hal itu tidak terlepas dari kondisi beberapa situ di Depok yang mengalami pendangkalan. Tak ayal, ketika musim hujan datang, situ tak kuasa memuat debit air dalam jumlah masif.
Baca Juga: Berbekal Ribuan Bibit Pohon, Polisi dan Tentara Menyemut Hijaukan Kaki Gunung Gede Pangrango
Pengendapan sedimen akibat menumpuknya sampah dan limbah pada dasar situ, disebut Heri sebagai salah satu penyebab pendangkalan.