PIKIRAN RAKYAT - Pengembangan desa wisata di Jawa Barat masih terkendala sumber daya manusia. Sekitar 77 persen tenaga kerja sektor akomodasinya, tidak memiliki latar belakang pendidikan perhotelan atau pariwisata.
Menurut data Badan Pusat Statistik pada 2018, jumlah tenaga kerja sektor akomodasi di Jawa Barat mencapai 47.801 orang. Namun, hanya 10.994 orang di antaranya yang berlatar belakang pendidikan tinggi sesuai bidangnya.
Tenaga kerja tersebut masih didominasi tingkat pendidikan SMA (61,8%) dan SMP (16,7%). Kondisi tenaga kerja seperti itu diperkirakan lebih banyak terjadi di daerah-daerah, selain perkotaan seperti di Kabupaten Purwakarta.
Baca Juga: Terkait Kenaikan Iuran BPJS, DPR: Berharap Presiden Jokowi Berpihak pada Rakyat
"Di Kabupaten Purwakarta, baru ada satu desa wisata di Kampung Tajur, Desa Pasanggrahan, Kecamatan Bojong," kata Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan, Irfan Suryana, Rabu, 19 Februari 2020.
Ia mengklaim tingkat kunjungan wisatawan ke Kampung Tajur minimal sebanyak 50 orang per pekan dan 200 orang untuk rombongan. Jumlah tersebut diperkirakan bisa lebih maksimal apabila SDM pariwisatanya lebih mendukung.
Para pengunjung itu umumnya datang dari wilayah perkotaan besar seperti Jakarta dan Bandung. "Mereka jenuh datang ke mall sehingga beralih ke desa wisata," kata Irfan.
Para pengunjung Kampung Tajur bisa menikmati berbagai kegiatan masyarakat lokal yang masih tradisional. Pengunjung diajak melakukan kegiatan edukatif seperti membajak sawah, menanam padi, menangkap ikan hingga membuat gula aren.
Selain itu, pengunjung juga bisa menikmati suasana perumahan penduduk yang khas. "Rumah-rumahnya masih rumah panggung dan bilik. Cara memasaknya juga masih gunakan tungku kayu bakar," kata Irfan.