kievskiy.org

Buntut Warga Lakukan Panic Buying, Pemkot Sukabumi Panggil Pengelola Supermarket

PANIC buying yang dilakukan warga Kota Sukabumi.*
PANIC buying yang dilakukan warga Kota Sukabumi.* /Ahmad Rayadie/"PR"

PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi akan memanggil sepuluh pemilik pertokoaan dan supermarket, pasca viral membludaknya warga mengunjungi pertokoaan menjelang pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota dan Kabupaten Sukabumi. 

Pemkot tidak hanya menyayangkan ke sepuluh pertokoaan dan supermarket yang tidak memberlakukan protokol pencegahan ancaman penyebaran virus Covid-19. Tapi juga melayangkan surat peringatan keras kepada pihak pengelola dan pemilik pertokoaan dan supermarket. 

"Kami tidak hanya menyayangkan pengelola pertokoan dan supermarket yang tidak memberlakukan protokol pencegahan. Karena itu, tidak hanya melayangkan surat peringatan keras, tapi  memanggil untuk dimintai keterangan," kata Plt Kepala Dinas Koperasi Perdagangan Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kota Sukabumi, Didin Syafrudin, Selasa 5 Mei 2020.

Baca Juga: Didi Kempot Meninggal Dunia, The Godfather of Broken Heart Kini telah Tiada

Didin Syafrudin mengatakan, sangat kecewa dengan aktivitas yang terjadi disalah satu pertokoaan yang dinilai telah mengabaikan langkah penanganan pencegahan penyebaran Covid-19 di Kota Sukabumi. 

"Kami akan mempelajari dan menunggu surat edaran Gubernur dan Wali Kota terkait, apakah saat PSBB nanti toko pakaian semacam itu ditutup atau tidak. Terus terang kami sangat kecewa," katanya. 

Walikota Sukabumi, Achmad Fahmi mengakui telah melayangkan surat pemanggilan kepada para pengelola pertokoaan dan supermarket. Pemanggilan ini diharapkan dapat mematuhi prosedural penanganan pencegahan penyebaran virus Covid-19. 

Baca Juga: Pandemi Covid-19, Sektor Pariwisata di KBB Lumpuh, Singa dan Harimau pun Tiap Sabtu Puasa

Achmad Fahmi membenarkan aksi panic buying warga seiring akan diberlakukannya PSBB. Warga menilai bahwa pemberlakukaan PSBB seolah olah aktivitas perbelanjaan akan ditutup. 

"Padahal tidak sepenuhnya ditutup, hanya saja terjadi pembatasan dan pengaturan sesuai dengan prosedural pencegahan," katanya. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat