kievskiy.org

Tren Kerudung Corona Tak Mampu Dongkrak Penjualan Pedagang Sandang

PEDAGANG kerudung dan pakaian di Pasar Manis, pasar tradisional terbesar di tatar galuh Ciamis, Minggu ( 10/5/2020). Saat wabah corona di bulan ramadhan, pedagang sandang terpuruk karena sepi pembeli.*
PEDAGANG kerudung dan pakaian di Pasar Manis, pasar tradisional terbesar di tatar galuh Ciamis, Minggu ( 10/5/2020). Saat wabah corona di bulan ramadhan, pedagang sandang terpuruk karena sepi pembeli.* /NURHANDOKO WIYOSO/PR

PIKIRAN RAKYAT – Wabah corona yang tengah melanda Indonesia, tidak hanya berdampak pada larangan mudik, akan tetapi juga perekonomian masyarakat.

Salah satunya adalah pedagang sandang seperti pakaian, kerudung, sandal dan sejenisnya, mereka mengeluh sepinya penjualan disaat  bulan Ramadhan.

Harapan untuk mendapat keuntungan yang sebelumnya diinginkan, ternyata semakin jauh dari kenyataan.

Terlebih sampai pertengan bulan puasa saat ini tidak ada tanda-tanda pasar bakal ramai, sebaliknya keadaan bertambah sepi.

 Baca Juga: Ole Gunnar Solskjaer Tegas, Ini Perintah untuk Pemain Manchester United jika Liga Inggris Dilanjut

Pantauan di Pasar Manis yang merupakan pasar tradisional di tatar galuh Ciamis, Minggu 10 Mei 2020, pedagang umumnya mengeluh sepinya pembeli. Pedagang maupun pekerjanya lebih banyak duduk termangu, berharap ada calon pembeli yang datang.

Dibandingkan pedagang pakaian seperti baju dan celana, nasib pedagang kerudung masih lebih untung, karena ada pembeli yang datang. Dari sekian macam jenis kerudung, yang saat ini banyak dicari adalah model kerudung corona. Yakni kerudung yang dilengkapi dengan penutup wajah seperti masker.

“Yang lagi booming kerudung corona, kerudung geblus sudah ada maskernya. Kalau jenis kerudung lainnya, banyak yang mencari, tetapi sekarang ini penjualan sangat sepi. Saya sudah belasan tahun berdagang, baru kali ini yang sangat sepi,” tutur Yuyun, salah seorang pedagang kerudung.

 Baca Juga: Warga Margahayu Bandung Panik, Pria 103 Tahun Tergeletak Meninggal di Depan Minimarket

Dia mengungkapkan pada bulan puasa kondisi normal, transaksi per hari mencapai Rp 3 juta. Akan tetapi saat wabah corona paling banyak Rp 1 juta.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat