kievskiy.org

Jabar Gunakan Pemodelan SimcovID, untuk Mengukur Angka Reproduksi Efektif COVID-19

Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat.
Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat. /Dok. Humas Pemprov Jabar

PIKIRAN RAKYAT - Ketua Divisi Perencanaan, Riset, dan Epidemiologi Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat (Jabar), Mohammad Taufiq Budi Santoso, mengatakan, pihaknya mengukur angka reproduksi efektif (Rt) dengan pemodelan SimcovID (Simulasi dan Pemodelan COVID-19 Indonesia).

"Berdasarkan metode Kalman Filter yang merupakan perpanjangan dari metode Bayesian Sequential," kata Taufiq, Sabtu 30 Mei 2020.

SimcovID sendiri merupakan tim gabungan yang terdiri dari peneliti berbagai perguruan tinggi, seperti ITB, Universitas Padjadjaran, YGM, UGM, ITS, UB, dan Undana, dan peneliti perguruan tinggi luar negeri, yakni Essex & Khalifa University, University of Southern Denmark, dan Oxford University.

Taufiq mengatakan, ada tiga indikator dalam mengukur indeks reproduksi COVID-19 (Rt), yakni jumlah kasus positif aktif, jumlah kesembuhan, dan jumlah kematian berdasarkan waktu harian.

Baca Juga: Persib & Eka Ramdani: Jejak Gol Si 'Ebol' Bersama Maung Bandung

"Pemodelan SimcovID berdasarkan metode Kalman Filter menjadi metode yang paling cocok untuk kondisi di Jawa Barat dan datanya pun tersedia," ucapnya.

Sebelumnya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam jumpa pers di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat 29 Mei 2020, mengatakan, angka reproduksi efektif (Rt) Jabar konsisten di angka 1 selama 14 hari, bahkan Rt Jabar berada di angka 0,97 dalam dua hari terakhir.

Taufiq menjelaskan, berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka Rt kurang dari 1 selama 14 hari menjadi salah satu indikator dalam aspek epidemiologi untuk pelonggaran pembatasan sosial atau adaptasi kebiasaan baru (AKB).

Baca Juga: Tutup Pabrik di Indonesia, Nissan Buka Kesempatan Karyawan untuk Pensiun Dini

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat