kievskiy.org

Jasa Pijat pun Kena Imbas Covid-19, Banting Tarif hingga Setengahnya

Ilustrasi  pijat.*
Ilustrasi pijat.* /Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - DAMPAK pandemi Covid-19 tidak hanya dirasakan oleh pekerja sektor formal saja, namun sektor informal seperti tukang pijat yang merasakan betul penurunan permintaan jasa mereka. Sebagian dari merekapun kini belum mendapat bantuan pemerintah.

Saking sepinya pasien, para tukang pijat bersedia menurunkan tarif jasa pijatnya hingga setengahnya dari biasanya. Namun orderan tetap sepi, alasan takut tertular virus yang dibawa dari orang ke orang.

Uu Aduhay tukang pijat asal Kelurahan Cijati, Kecamatan Majalengka, yang sangat dikenal misalnya. Setiap hari hingga pagi dini hari biasanya dia tak pernah henti memenuhi permintaan jasa pijatnya yang berasal dari berbagai kalangan. Namun kini, sejak pandemi, permintaan jasanya menurun jauh, bahkan dalam sehari kadang tidak ada yang menghubunginya untuk dipijat.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Digital Paling Pesat di ASEAN, Penggunaan Internet Diprediksi Naik Terus

Padahal sebelum pandemi, orang harus antri untuk mendapat pelayanannya. Dia berangkat usai dzuhur dan terkadang pulang dini hari atau bahkan usai subuh karena harus memenuhi permohonan pasiennya.

Mereka yang dipijat tidak hanya laki-laki banyak juga perempuan. Karena pasien percaya Uu Aduhay tak pernah berbuat jahil walaupun harus memijat perempuan.

“Sekarang mah sepi, kalaupun ada satu dua. Katanya takut Corona,” ungkapnya.

Baca Juga: 20 Rumah di Sepanjang Pantai Pisangan Ambruk Diterjang Banjir Rob

Dia mengaku pernah diminta memijat seorang pejabat, begitu tiba di depan pintu tubuhnya langsung disemprot dan diminta untuk mengenakan masker. Sebelum memijat diapun diminta terlebih dulu mencuci tangan hingga bersih.

“Ari abdi pan mun ngangge masker teh eungap, teu tiasa, nya kumaha,” katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat