kievskiy.org

Duka Ahli Pijat Tunanetra di Tengah Pandemi, Tak Ada Pendapatan, Tabungan pun Tak Punya

ILUSTRASI alat pijat.*
ILUSTRASI alat pijat.* /PEXELS

PIKIRAN RAKYAT -  Terbatasnya berbagai akses pergerakan manusia dalam masa pandemi corona, berimbas terhadap hampir seluruh sektor kerja.

Hal itu tidak terkecuali, berlaku pula bagi sejumlah ahli pijat tunanetra yang selama ini bekerja di Rumah Bugar Wyataguna Kota Bandung. Mereka kesulitan mencari pendapatan, sementara kebutuhan hidup harian tetap harus terpenuhi.

"Bingung, karena pendapatan tidak ada," ujar salah seorang ahli pijat, Suhendi (45), saat dihubungi Kamis 16 April 2020.

 Baca Juga: Wabah Virus Corona Belum Mereda, Ghozali Siregar Ajak Semua Putus Penyebarannya

Dia menuturkan, dirinya sudah 25 tahun mencari nafkah lewat jasa pijat di Wyataguna. Dari situ pula dia dapat memenuhi kebutuhan hidup, dengan tanggungan seorang istri dan tiga anak.

Biasanya, dia bekerja sejak pukul 08.00 hingga 21.00 setiap harinya. Pendapatan harian tentu saja berbeda, bergantung jumlah pasien yang ditangani pada hari tersebut. 

Di tempat yang sama, terdapat sedikitnya 23 ahli pijat lain yang juga mencari nafkah. "Jadi dapatnya harian, sesuai dengan jumlah pasien yang datang," katanya.

 Baca Juga: Program Pemberian Asimilasi Narapidana karena Covid-19 Gratis, Pelaku Pungli akan Dipecat

Saat corona mulai mewabah, operasional Rumah Bugar dihentikan sementara waktu.

Sebagian besar pekerja kembali ke kampung halaman masing-masing. Suhendi saat ini menjalani keseharian di Kampung halaman, Kecamatan Arjasari Kota Bandung. Itu berarti pula hilangnya sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat