kievskiy.org

Percepatan Tanam Padi di Purwakarta Terkendala Kekurangan Buruh Tani

PETANI kacang hijau di Desa Ligung, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka tengah memanen kacang di Blok Bagung, desa setempat. Kemarau panjang dan ketidaktersediaan air untuk tanaman tidak memengaruhi petani untuk bercocok tanam dan mereka tetap bisa panen dengan maksimal, Senin 25 November 2019.*
PETANI kacang hijau di Desa Ligung, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka tengah memanen kacang di Blok Bagung, desa setempat. Kemarau panjang dan ketidaktersediaan air untuk tanaman tidak memengaruhi petani untuk bercocok tanam dan mereka tetap bisa panen dengan maksimal, Senin 25 November 2019.* /TATI PURNAWATI/PR

PIKIRAN RAKYAT - Upaya percepatan tanam padi di Kabupaten Purwakarta terkendala kekurangan buruh tani. Para pemilik lahan terpaksa bergantian mempekerjakan mereka untuk mengolah lahannya sebelum melakukan penanaman.

Kondisi tersebut dikeluhkan petani yang tergabung dalam Kontak Tani Nelayan Andalan Kabupaten Purwakarta.

"Biasanya dikerjakan sehari. Kalau sedikit orang (buruh tani) jadi lebih lama selesainya," kata Sekretaris KTNA setempat, Ade Sunarya, Senin 8 Juni 2020.

Baca Juga: Tiga Hari Pencarian, Jenazah Remaja yang Tenggelam Ditemukan Mengambang di Pinggir Pantai

Untuk menggarap sawah seluas satu hektar dibutuhkan sedikitnya hingga 20 orang buruh tani. Ade beralasan, jumlah tersebut sesuai dengan kondisi lahan pertanian di daerahnya banyak terdapat pematang atau jalan kecil di antara petak sawah dan terasering atau lahan yang bertingkat-tingkat seperti tangga.

Karena itu, Ade mengaku kesulitan menggunakan alat mesin pertanian seperti traktor.

"Kami harus bergantian menggunakan orang (buruh tani) karena kurangnya pekerja di bidang ini dan susahnya generasi muda untuk terjun ke bidang produksi pertanian," ujarnya.

Baca Juga: Tolak Diskriminasi Rasial, Frenkie de Jong Ceritakan Keberagaman di Tim Barcelona

Minat generasi muda terhadap sektor produksi pertanian dinilai masih kurang dibandingkan dengan sektor industri dan lainnya. Salah satunya karena buruh tani harus rela bekerja di lahan yang kotor berlumpur padahal upahnya cukup besar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat