PIKIRAN RAKYAT - TANGAN Ben (55) sibuk menyemprotkan cairan disinfektan pada bagian pintu depan Museum Perjoeangan, Rabu 10 Juni 2020. Pengelola Harian Museum Perjoeangan itu ingin kondisi museum tetap dalam kondisi steril, meskipun sudah tiga bulan ini ditutup untuk umum.
Selama tiga bulan ditutup untuk umum, Museum Perjoeangan nyaris tak menerima pemasukan. Ben yang harus mengurus museum sendirian ini mengaku pihak yayasan sampai menunggak pembayaran air dan listrik lantaran tak ada pemasukan.
“Ya kalau enggak ada pemasukan bisa dijawab oleh orang awam. Ya walaupun begitu, kita tetap harus rawat museum ini dengan kondisi apa adanya, salah satunya ya semprot cairan disinfektan, siapa tahu nanti museum kembali dibuka,” ujar Ben saat dijumpai Pikiran-Rakyat.com, kemarin.
Baca Juga: Bersama Anaknya, Seorang Jurnalis Senior di Cianjur Meninggal Terseret Banjir
Sebelum Covid-19 melanda Kota Bogor pun, sebenarnya Museum Perjoeangan sudah nyaris bangkrut. Museum yang diresmikan pada 10 November 1957 itu sepi pengunjung. Tingkat kunjungan masyarakat ke museum yang menampilkan baju perang Mayor Oking, kliping koran, hingga diorama pertempuran di Bogor itu hanya 10 pengunjung perbulan. Dengan tingkat kunjungan yang rendah, biaya operasional sebenarnya nyaris tak tertutup. Kini, pandemi Covid-19 semakin memperparah keadaan.
Awal tahun 2020, Pemerintah Kota Bogor sempat melemparkan wacana untuk mengambil alih Museum Perjoeangan. Wali Kota Bogor Bima Arya pun sempat mengunjungi museum yang banyak memiliki koleksi peninggalan zaman perjuangan di Bogor itu. Namun demikian, Ben menyebut, sejauh ini, belum ada kelanjutan terkait wacana tersebut. Setelah didatangi Bima Arya, Ben mengaku belum mendapat kabar apapun soal pemindahan aset yayasan tersebut ke Pemkot Bogor.
Baca Juga: Kebijakan Penanganan Covid-19, Haru Suandharu : Gubernur Jangan Bingungkan Publik
“Kalau ada kepedulian ya mending bersinergi saja, enggak usah diambil alih, yang jelas museum ini adalah hibah dari orang, bukan tanah pemda. Kalau diambil begitu saja istilahnya enggak menanam, ya jangan memetik dong. Harus ada etik dong,” kata Ben.
Menurut Ben, meskipun terseok-seok menjalankan museum, saat ini para pengelola berupaya merawat museum dengan baik. Hal yang perlu dilakukan Pemkot Bogor adalah menggelorakan masyarakat agar rajin mengunjungi museum ketika masa pandemi usai.
“Petugas di sini memelihara dengan baik, kalau ada kepedulian lebih baik ya bersinergi. Mereka punya kewenangan untuk menganjurkan kepada Disdik dan Disparbud agar kegiatan sekolah untuk mengunjungi museum, bukan ke luar kota. Jangan yang di sini yang dikasih ampas,” ujar Ben.