kievskiy.org

Hampir Setahun Andalkan Garam untuk Lauk Makan, Kisah 3 Bocah di Sukabumi Undang Pilu

Ilustrasi garam dapur. Tiga anak di Sukabumi alami nasib kurang beruntung, hanya mampu beli garam untuk teman makan nasi setiap hari.
Ilustrasi garam dapur. Tiga anak di Sukabumi alami nasib kurang beruntung, hanya mampu beli garam untuk teman makan nasi setiap hari. /Pixabay/moritz320 Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Di masa-masa pertumbuhannya, Yuna (8) terpaksa menelan nasi putih bertabur garam nyaris setiap hari dalam satu tahun ke belakang.

Jangankan memikirkan gizi, bagi Yuna bisa makan satu kali sehari pun sudah menjadi hal yang patut disyukuri.

Anak sulung dari pasangan suami istri di Kampung Cisadaria, RT 005/002, Desa Cisarua, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi ini dipaksa dewasa sebelum waktunya karena kondisi keluarga yang serba terbatas.

Usai ditinggal sang ibu meninggal dunia karena sakit keras, Yuna hidup dengan dua adiknya Nurani (3) dan Filani (2) ditemani sang nenek, Atikah (44).

Baca Juga: Imbas Invasi ke Ukraina, Rusia Akui Hubungannya dengan China Semakin Mesra

Tubuh neneknya yang ringkih digerogoti penyakit otomatis membuat Yuna harus mengurus saudara kandungnya yang masih sangat kecil.

Bermain dan berlari di lapang hijau bukan lagi sesuatu yang bisa dilakukan kapan pun semaunya, pikiran Yuna dipenuhi dengan pertanyaan 'bagaimana cara mendapat beras untuk makan adik-adik dan nenek hari ini?'.

Ayah Yuna sebenarnya masih sering mengirim uang dari hasil kerja menjadi kenek di ibu kota.

Namun jumlahnya yang tak seberapa dan tak tentu membuat Yuna harus memutar otak agar keluarganya tak kelaparan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat