PIKIRAN RAKYAT - DINAS Kesehatan Kota Tasiklamaya mencatat, sejak Januari hingga Mei 2020, puluhan ibu hamil di Kota Tasikmalaya terserang hepatitis B.
Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan dan Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Suryaningsih mengatakan, penyakit hepatitis B di Kota Tasikmalaya saat ini mengalami peningkatan luar biasa, hingga Dinas Kesehatan secara langsung bergerak untuk menangani masalah kasus hepatitis B pada ibu hamil. "Harus cepat ditangani secara serius karena yang terserang hepatitis B cairan tubuhnya terinfeksi," ujar Suryaningsih, Minggu 28 Juni 2020.
Lebih lanjut, ujar dia, penyakit hepatitis B di Kota Tasikmalaya, sejak awal Bulan Januari hingga Mei 2020, paling banyak menyerang ibu hamil dengan jumlah 32 orang. Akibat penyakit tersebut, para penderita sudah terkena infeksi hati serius yang disebabkan virus dan disebarkan melalui cairan tubuh terinfeksi.
Baca Juga: Elektabilitas Ganjar Pranowo Melesat, Lima Gubernur Lain Menyusul Ramaikan Bursa Calon Presiden 2024
"Orang yang telah terkena hepatitis B biasanya akibat pemakaian jarum yang tidak steril, melalui hubungan seks vaginal, dan seks anal tanpa alat pengaman, termasuk dari ibu ke bayi dalam proses mengandung atau menyusui. Adapun Gejala yang dirasakan penderita hepatitis jenisnya beragam, mulai kuningnya mata, sakit perut, dan urine keruh.
Ia mengungkapkan, penyebaran penyakit hepatitis sangat perlu diwaspadai karena bisa menular disebabkan mulai dari air liur dan keringat. "Penyakit ini memang bisa cepat menular dan bisa mematikan," ujarnya.
Baca Juga: Pasien Positif Covid-19 Jadi Penumpang Pesawat Garuda Jakarta-Sorong, Dirut: Entah Kenapa Bisa Lolos
Namun demikian, kata Suryaningsih, untuk pencegahannya atau meminimalkan risiko penularan hepatitis, dinas kesehatan sudah memberikan vaksinasi Hb 0, imunoglobulin hepatitis B (HBIG), dan vitamin.
Untuk penanganan penyakit hepatitis yang terjadi saat ini, katanya, Dinas Kesehatan telah melakukan berbagai penanganan. "Termasuk mereka atau penderita yang telah dirawat, mereka ditempatkan di ruang isolasi khusus supaya tidak ada menyerang pasien lainnya," ujarnya.
Baca Juga: Demi 1 Juta Akseptor, BKKBN Jawa Barat Kerahkan Semua Kekuatan