kievskiy.org

Pengungsi Cianjur Mandi Pakai Air Kolam, Atalia Minta Air Bersih segera Didistribusikan

Ketua Jabar Bergerak Atalia Praratya meninjau langsung posko pengungsian di SMKN 2 Cilaku-Cianjur, Selasa 29 November 2022.
Ketua Jabar Bergerak Atalia Praratya meninjau langsung posko pengungsian di SMKN 2 Cilaku-Cianjur, Selasa 29 November 2022. /Pikiran Rakyat/Muhammad Ginanjar

 
 
PIKIRAN RAKYAT - Ketua Jabar Bergerak Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya meninjau langsung Posko bantuan bencana alam di SMKN 2 Cilaku-Cianjur.

Ia meninjau bagaimana perkembangan saat ini bantuan terhadap warga yang terdampak oleh bencana gempa bumi di Kabupaten Cianjur.

"Saya menyaksikan secara langsung datang ke Cianjur dan sekarang alhamdulillah masyarakat berkat dukungan semua pihak, kebutuhan dari pada pangan sudah tercukupi," ujar Atalia, Selasa 29 November 2022.

Ia menuturkan, bahwa yang peling sangat dibutuhkan saat ini terkait dengan air bersih, karena jika melihat secara langsung banyak warga yang menggunakan kebutuhan utamanya menggunakan air kolam.

 
Baca Juga: Jumlah Pengungsi Gempa Cianjur Capai 108.720, Korban Hilang Bertambah Jadi 13 Orang

"Bayangkan ya tentunya itu tidak sehat bagi semua pihak, memang yang paling urgent saat ini adalah kebutuhan air bersih jadi saya masih melihat bahwa masyarakat yang masih mandi dan menggunakan kebutuhan utamanya menggunakan air kolam," katanya.

Tak hanya itu, sarana umum di pengungsian juga tidak ada, sehingga warga sangat kesulitan.

"Termasuk juga sarana ibadah juga tidak ada sekolah PAUD juga tidak ada sarana lain seperti toilet umum dan sanitasi tidak ada maka ke depan yang kita butuhkan adalah sarana-sarana wajib seperti itu seperti toilet umum juga air bersih," tuturnya.

Atalia mengatakan, Pemerintah tidak mungkin akan mampu melakukan rekontruksi seperti sedia kala dengan cepat.

 
Baca Juga: Pasien Korban Gempa Cianjur yang Dirawat di RSUD Cibabat Mulai Pulang

"Maka saya menyatakan kepada teman dari berbagai wilayah komunitas bahkan ikatan alumni dan sebagainya untuk fokus mempersiapkan juga terkait dengan bagaimana kita bisa menghasilkan yang tadi sangat urgent dibutuhkan," katanya.

Ia mengatakan, bahwa ada pengungsi  yang meninggal dunia bukan karena gempa namun karena kondisi yang tidak memungkinkan di pengungsian.

"Kemaren juga tenda yang dibangun oleh masyarakat masih sangat minim, di cilaku sendiri ada bayi dan lansia yang meninggal dunia bukan karena akibat bencana secara langsung tapi karena kedinginan, penting sekali menurut saya kita mendorong dari hal mungkin selama ini kita hanya memikirkan makanan saja," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat