kievskiy.org

Disinggung Soal Dana APBN untuk Pembangunan Masjid Al Jabbar, Ridwan Kamil Akui Sudah Musyawarah dengan Rakyat

Masjid Raya Al Jabbar, Gedebage, Bandung, Jawa Barat.
Masjid Raya Al Jabbar, Gedebage, Bandung, Jawa Barat. /Pikiran Rakyat/Gesang Vicky

PIKIRAN RAKYAT - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menjadi perbincangan setelah meresmikan Masjid Al Jabbar. Pasalnya peresmian Masjid Al Jabbar menuai pro dan kontra dari masyarakat.

Salah satu netizen pun mempertanyakan soal penggunaan dana APBD untuk pembangunan Masjid Al Jabbar, serta menyinggung soal pajak dan wakaf.

Ridwan Kamil pun buka suara dan menjelaskan soal dana tersebut. Menurutnya, penggunaan dana negara yang digunakan untuk membangun Masjid Al Jabbar telah dimusyawarahkan bersama rakyat dalam forum Musrenbang.

"Itulah kenapa, kita memilih demokrasi. Dimana rakyat bisa menitipkan aspirasi melalui pemda atau sistem perwakilan yaitu DPR/D. Masjid, Gereja, Pura semua BISA dibiayai negara selama itu disepakati eksekutif dan legislatif," ujarnya.

Baca Juga: Kumpulan Foto Anak Kedua Tasya Kamila, Shafanina Wardhana Bachtiar

Mantan Wali Kota Bandung ini juga memberi contoh Masjid Istiqlal yang dibiayai pemerintah dan menghabiskan dana sebesar Rp7 Miliar pada tahun 1961. Pembangunan Masjid Istiqlal pun menggunakan dana APBN.

"Di wilayah mayoritas kristiani APBD dialokasikan untuk gereja. Di wilayah Bali, APBD/N dipakai untuk membangun kawasan ibadah Pura. Jika akang senang isu transportasi publik dan tidak suka masjid, silakan saja." tambahnya.

Tak hanya itu, Ridwan juga membahas soal wakaf dan kewajiban membayar pajak. Menurutnya, penggunaan uang pajak yang sudah dibayarkan masyarakat, merupakan kewenangan negara untuk memilih akan digunakan untuk apa.

"Flashback. Jutaan warga Jawa Barat melalui berbagai ormas Islam menitipkan aspirasi rakyat Jawa Barat agar dibangun Masjid Raya Provinsi sejak 7 tahun yang lalu. Karena selama ini Masjid Raya Provinsi mengkudeta masjid Agung Kota Bandung," ujarnya.

"Dan itulah yang kami lakukan: memenuhi dan membangun aspirasi rakyat. Demikian penjelasan saya, sekaligus edukasi untuk semua yang mau jernih berpikir dan belajar.Hatur Nuhun," katanya.

Baca Juga: Plt Bupati Bogor: Banyak Warga Tak Paham Pentingnya Buku Nikah untuk Perlindungan Hukum

Menguntungkan Politik

Pengamat Tata Kota, Jejen Jaelani beranggapan pembangunan Masjid Al Jabbar sangat menguntungkan untuk membangun citra yang baik. Pasalnya dana sebesar Rp1 Triliun dapat digunakan untuk memperbaiki jalan dan membangun ruang publik yang dapat diakses masyarakat umum.

Jejen pun menyinggung soal citra dan identitas menangani pembangunan Masjid Al Jabbar tersebut.

"Tapi kita juga harus ingat di sisi pemerintah, saya kira secara simbolis, berkaitan dengan citra, berkaitan dengan identitas, kepentingan politik," katanya.

Menurutnya, membangun masjid dapat menguntungkan, jika ditanya mengenai pencapaian yang dilakukan saat menjabat, dapat dengan bangga menyebutkan membangun tempat yang khas dan mudah untuk diingat.

"Kalau memperlebar jalan orang lain sudah melakukan, itu kan hal yang rutin, tapi kalau membangun sesuatu yang megah, yang terlihat, ketika ditanya prestasi bisa menyebutkan membangun masjid dengan anggaran Rp1 T, dengan desain berbeda," katanya.

"Itu kelihatan secara citra untuk penguasa untuk politisi itu menguntungkan, untuk pemerintah secara citra juga menguntungkan," jelasnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat