kievskiy.org

Petani di Majalengka Pilih Tanam Jagung Dibanding Padi, Lebih Mudah dan Menguntungkan

Ilustrasi lahan sawah dan jagung.
Ilustrasi lahan sawah dan jagung. /Pikiran Rakyat/Tati Purnawati Pikiran Rakyat/Tati Purnawati

PIKIRAN RAKYAT - Masyarakat di Desa Nunuk, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka beberapa tahun terakhir memilih menanam jagung dibanding menanam padi yang menjadi tradisi warga di kampung. Hal itu dipilih karena jagung dianggap lebih menguntungkan dibanding menanam padi.

Usman, Amas, Edi, Cicih, dan sejumlah warga lainnya kini nyaris tidak menanam padi yang biasa ditekuninya selama ini serta nenek moyang mereka dulu.

Bahkan sebelumnya tanah di kebun pun ditanami padi huma agar bisa panen padi untuk cadangan makan karena sri (padi sebutan padi jaman dulu) akan membawa keberkahan bagi petaninya dan bisa lebih bertahan hidup karena cadangan beras tersedia di goah (gudang). Tak heran bagi warga kampung zaman dulu, beras jatuhpun dipungut karena sri akan menangis jika dibuang.

Pola pikir semacam itu kini tidak berlaku, masyarakat memilih menanam jagung sedangkan beras bisa dibeli dari hasil penjualan jagung.

Baca Juga: Tikus Serang Persemaian Padi di Majalengka, Babi Hutan di Indramayu Masuk Pemukiman Warga

“Sekarang sudah lumrah orang kampung membeli beras ke kota karena petani jarang yang menanam padi,” kata Usman.

Menurutnya, menanam jagung lebih mudah, begitu hujan turun, bisa langsung tanam, sedangkan tanam padi harus menunggu curah hujan tinggi dan sawah digenangi air, sementara di wilayahnya tidak tersedia saluran irigasi.

Selain itu, hasil jagung lebih banyak, dari 1 kg bibit jagung, bisa diperoleh 4 hingga 5 kw jagung pipilan kering.

Pemeliharaan juga demikian mudah, begitu tanam, tinggal menunggu menyiangi dan memupuk, sesekali menyemprot jika diserang hama. Namun tanaman jagung relatif lebih aman dari serangan hama. Dari sisi harga pun, menurut para petani, jagung relatif lebih stabil.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat