kievskiy.org

Majalengka Punya Kemacetan Lokal saat Lebaran

Potret kemacetan di Majalengka.
Potret kemacetan di Majalengka. /ANTARA/Enjang Solihin/Arif Prada/Risbeyhi

PIKIRAN RAKYAT - Kabupaten Majalengka memiliki risiko kemacetan yang cukup tinggi saat Lebaran. Kondisi ini butuh pemikiran tersendiri untuk mengurai sumbatan arus lalu lintas di dua titik menuju objek wisata alam dan wisata religi, yakni di Terminal Maja dan Sindangwangi.

Menurut keterangan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Majalengka Edi Noor Sujatmiko yang telah melakukan pemetaan titik kemacetan, ketika arus mudik dan lebaran ada dua persoalan kemacetan lalu lintas, yaitu  ruas jalan nasional dan jalan provinsi yang kewenangannya berada di Pemerintah Pusat dan Penerintah Provinsi Jawa Barat. Untuk kedua hal ini, Pemerintah Kabupaten Majalengka hanya bisa merekayasa jalur jalan yang dilintasi terutama di Kadipaten karena masuknya kendaraan dari arah Bandung.

Traffic lights di Kadipaten harus diatur dengan baik. Kemungkinan lampu lalu lintas di sana tidak difungsikan, tidak ada penghentian lalu lintas kendaraan tapi rekayasa arus,” ujar Edi Noor yang berharap bundaran Tugu Kadipaten bisa segera diangkat agar kemacetan bisa lebih terurai.

Baca Juga: Atasi Lonjakan Kendaraan saat Mudik Lebaran 2023, Polri akan Berlakukan Sistem One Way di Tol Trans Jawa

Menurutnya, risiko kedua yang dihadapi Majalengka adalah angkutan wisata lokal. Hal ini yang sangat menganggu kelancaran arus lalu lintas selama ini dan butuh pemikiran cukup serius. Sumbatan wisata yang ada di Majalengka sentralnya di antaranya ada di Maja.

“Pada H+2 Lebaran di Makam Dalem Lumaju ada kegiatan religi masyarakat dari berbagai daerah di Majalengka dan luar kota berdatangan ke makam. Sedangkan di sana tidak tersedia area parkir, sementara di hari kedua pascalebaran juga lalu lintas tengah padat baik yang melakukan silaturahmi ataupun yang berwisata yang jalur jalannya sama, di depan Terminal Maja, atau ruas jalan Majalengka-Talaga,” katanya.

Menurutnya, yang harus diantisipasi adalah risiko terburuk ketika infrastuktur jalan belum selesai dkerjakan. Untuk itu, perlu rekayasa lalu lintas, karena mengalihkan jalur jalan tidak meungkinkan sehubungan jalur jalan Majalengka-Talaga hanya satu ruas jalan saja.

Baca Juga: Tasikmalaya Diserbu Pengemis Musiman Selama Ramadhan, Dinas: Penanganan Terkendala Anggaran

“Kita asumsikan risiko terjelek, sehingga butuh rekayasa lalu lintas. Hal ini sedang didiskusaikan dengan Polres,” ucap Edi Noor.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat