/photo/2023/06/07/3070812662.jpg)
PIKIRAN RAKYAT - Para petani di sejumlah desa di Kecamatan Karangbahagia, Kabupaten Bekasi, mengeluhkan sawah mereka yang mengering hampir sebulan terakhir. Minimnya aliran air dari irigasi membuat sawah mereka terancam gagal panen.
Rimun (74), salah seorang petani, mengatakan, sawah miliknya memiliki air yang cukup saat pertama kali ditanami padi. Namun, setelah padi berumur 1-2 bulan, sawah mulai mengering dan kini hampir tidak memiliki kandungan air. Akibatnya, pertumbuhan padi pun terganggu.
“Umur padi dua bulan mah ada. Waktu nandur ada air, itu bulan April. Sekarang sama sekali enggak ada air. Padi gini sebulan setengah mah susah panen panen kalau enggak dibantu sama air. Enggak bisa gede-gede,” kata dia pada Rabu, 7 Juni 2023.
Rimun memiliki empat petak sawah dengan luas mencapai 6.000 meter persegi. Sawah itu ditanami padi jenis inpari 32. Varietas padi yang tahan terhadap penyakit dan hama ini tetap sulit berkembang karena kekurangan air.
Baca Juga: Apa itu Golden Buzzer yang Diraih Putri Ariani di America's Got Talent 2023?
“Biasanya begitu ada air langsung dikasih urea, langsung subur lagi, tapi ini ini sudah enggak ada air. Kami bulan kemarin sampai demo ke kecamatan,” ucap dia.
Camat Karangbahagia, Karnadi, menyatakan, luas sawah yang kekeringan mencapai 255 hektare yang tersebar di enam desa yakni Sukaraya, Karangrahayu, Karangsetia, Karanganyar, Karangsentosa dan Karangbahagia.
Menurutnya, kekeringan terjadi diakibatkan sistem irigasi yang buruk. “Intinya air. Kekurangan air. Kita lihat bersama saluran sekunder sukatani cukup parah. Namun, alhamdulillah langsung ditangani,” kata Karnadi usai mendampingi Sekretaris Daerah Kabupaten Bekasi Dedy Supriyadi meninjau saluran yang tertutup sampah di Karangbahagia.
Menurut dia, total luas sawah di Karangbahagia mencapai 2.600 hektare. Kemudian, 1.600 hektare di antaranya mengandalkan saluran sekunder Sukatani. Namun, saluran tersebut kini tersumbat akibat sedimentasi dan sampah. “Kemudian catatan kami 255 hektare yang kekeringan,” ucap dia.
Baca Juga: Pasar Caringin Bandung Kebakaran, Api Pertama Kali Muncul di Toko Buku Asta