kievskiy.org

Tiga Jalur Tua Penghubung Bandung-Cianjur, Salah Satunya Lenyap Menyisakan Cerita

Suasana jalan Asia Afrika, Kota Bandung pada Selasa, 14 September 2021.
Suasana jalan Asia Afrika, Kota Bandung pada Selasa, 14 September 2021. /Pikiran Rakyat/Abdul Muhaemin

PIKIRAN RAKYAT - Setidaknya terdapat tiga jalan tua yang menghubungkan Bandung dan Cianjur berdasarkan dokumen-dokumen lawas. Beberapa jalan masih dilintasi hingga kini. Namun, ada juga yang telah lenyap dan hanya menyisakan cerita.

"Dari Negorij ini, dengan mengikuti rute normal Jalan Raya Pos ke timur, jalan berlanjut sebanyak 12 pal melalui dataran itu, yang merupakan lahan yang sangat subur, dan berbagai objek yang sangat indah, seperti sawah, kebon kopi dan pedesaan, yang selalu memberikan pertunjukan yang indah, dan dengan tegas membentang di sepanjang sungai Tji-taroem, yang memisahkan wilayah Kabupaten Tji-antjoer dan Kabupaten Bandong," demikian catatan Andries de Wilde dalam bukunya, Priangan. Negorij.

Andries yang merupakan dokter bedah dan pemilik tanah perkebunan tersebut memang sempat berkelana di wilayah Priangan serta mencatat bentang alam serta kondisi masyarakatnya. Salah satu catatan Andries mengungkap jalur lawas penghubung Bandung-Cianjur.

Ia menyatakan, jalur itu dipisahkan Sungai Citarum yang biasa dilintasi menggunakan perahu rakit bambu.

Baca Juga: Tragedi Westerling, Teror di Jawa Barat dan Dendam Tersembunyi Prajurit Belanda

"Di lokasi persimpangan ini, ada sebuah dusun di kedua sisi sungai: di sisi barat disebut Baijabang Tji-antjoer, dan di sisi timur disebut Baijabang Bandong," katanya.

Jalur itu memang pernah ada. Namun, pembangunan Waduk PLTA Cirata pada 1980-an membuat perlintasan tersebut tenggelam karena terendam genangan air.

Nama wilayah tersebut dikenal sebagai Bayabang. Bukti lain keberadaan jalur tersebut bisa dilacak dari pemberitaan koran-koran lawas terkait pembangunan‎ jembatan baru dengan panjang 86 meter yang ‎biaya konstruksinya mencapai sekira NLG 26.000 di wilayah Bayabang.

Jembatan diresmikan pada 10 September 1938 dengan dihadiri para pejabat di lingkungan Provinsi Jawa Barat serta sejumlah wedana, Bupati Bandung, Sumedang, Purwakarta.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat