kievskiy.org

Tragedi Westerling, Teror di Jawa Barat dan Dendam Tersembunyi Prajurit Belanda

Foto koleksi IPPHOS repro dari buku berjudul Siliwangi dari Masa ke Masa tentang perbaikan rel kereta api yang rusak akibat serangan Belanda di Banten pada 1947.
Foto koleksi IPPHOS repro dari buku berjudul Siliwangi dari Masa ke Masa tentang perbaikan rel kereta api yang rusak akibat serangan Belanda di Banten pada 1947. /Dok. IPPHOS

PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Belanda mengakui Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945. Sebelumnya Negeri Kincir Angin itu mengakui kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949 sebagai hasil Konferensi Meja Bundar. Meski demikian, jejak kekejaman serdadu Belanda pada masa Perang Kemerdekaan masih tercatat di Jawa Barat.

Soegih Arto, Komandan Batalyon 22 Djaya Pangrengot yang berkedudukan di sekitar Cililin masih ingat kekejaman Korps Speciale Troepen (KST) pimpinan Kapten Westerling. Markas pasukan Belanda tersebut memang berada di Batujajar atau berhadapan langsung dengan pasukan Soegih Arto.

"Pada suatu hari menjelang subuh, KST mengepung kampung kecil di kaki gunung, karena mendapat laporan bahwa kampung itu dipergunakan sebagai tempat persembunyian gerilyawan dan saya sedang berada di antara mereka," tulis Soegih dalam bukunya, Sanul Daca: Pengalaman Pribadi Letjen (Pur) Soegih Arto.

Posisi pasukan Soegih tak ketahuan, lantaran mereka bermalam di bukit yang berada di atas kampung tersebut.

Baca Juga: Mengenal Mark Rutte, PM yang Mengubah Transformasi Kepemimpinan di Belanda

"Dari posisi kami, kami dapat menyaksikan dengan jelas apa yang terjadi di kampung itu. Laki-laki semua dikumpulkan dan diperiksa seorang demi seorang," kata Soegih.

Yang menarik, pemeriksaan dilakukan terhadap tangan para warga tersebut. Hal itu dilakukan karena pasukan Westerling berasumsi tentara pasti tangannya halus, sementara petani tangannya kasar.

"Mereka tidak tahu, bahwa tangan prajurit juga sudah menjadi kasar, karena membantu para petani," ucapnya.

Memang tidak terjadi pemukulan yang kejam pada saat itu, yang terjadi hanya dorong-dorongan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat