PIKIRAN RAKYAT – Kontroversi terkait Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat masih jadi perhatian besar pemerintah, terutama Kementerian Agama (Kemenag) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sebelumnya warga merasa resah dengan ajaran-ajaran Ponpes Al Zaytun yang dirasa menyimpang.
Setelah mendapat laporan dari warga MUI Jawa Barat kini tengah melakukan investigasi untuk mendalami dugaan penyimpangan di Ponpes Al Zaytun tersebut. Tim Investigasi yang dibentuk terdiri dari kepolisian, TNI, dan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Barat.
Petinggi MUI meminta aparat untuk memproses pengasuh Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang. Pasalnya, Panji dinilai melakukan dugaan penghinaan terhadap agama.
“Kalau pidana, bukan hanya menyimpang, dia melakukan tindak pidana membuat keresahan, melakukan penghinaan terhadap agama, penodaan agama dan lain-lain,” kata Wakil Sekretaris Jenderal MUI Ikhsan Abdullah.
Baca Juga: Jeje Ancam Cerai dan Bawa Anak Kembarnya, Syahnaz Sadiqah: Aku Nggak Mau Itu Terjadi
Meski pimpinan Al Zaytun bermasalah, namun Ikshan berharap agar pondok pesantren tersebut justru tak ditutup. Pasalnya, penutupan Ponpes Al Zaytun akan menyangkut nasib banyak pihak, sehingga baiknya adalah dilakukan pergantian pengurus.
“Tetap berlanjut dan pendidikannya nanti dibina oleh Kementerian Agama bersama MUI,” kata Ikhsan menambahkan.
Deretan kontroversi di Ponpes Al Zaytun
Ponpes Al Zaytun sudah sejak lama terindikasi kontorversi MUI, bahkan hal itu sudah berlangsung selama puluhan tahun. Namun tahun ini kontroversi itu beredar luas di media sosial hingga meresahkan masyarakat.
Terdapat banyak hal yang menjadi kontroversi Ponpes Al Zaytun, salaj satunya adalah aturan barisam sholat yang berjarak. Ponpes berdalih menggunakan dalil Al Quran yang terdapat di surat Al Mujadalah ayat 11.