kievskiy.org

LDII Sumbangkan Kurban Hingga Rp652 Miliar, di Jabar Hingga Rp66,355 Miliar

SUASANA pemotongan hewan kurban di Kantor LDII Jabar di Jalan Raya Jatinangor, Kabupaten Sumedang pada Kamis 29 Juni 2023.*
SUASANA pemotongan hewan kurban di Kantor LDII Jabar di Jalan Raya Jatinangor, Kabupaten Sumedang pada Kamis 29 Juni 2023.* /Dok DPW LDII Jabar

PIKIRAN RAKYAT - DPW Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Jawa Barat melaksanakan tebar kurban sebanyak 4.929 ekor hewan kurban. Hewan kurban ini terdiri dari 2.390 ekor sapi, 4 ekor kerbau, dan 2.535 ekor kambing atau setara Rp 66,355 miliar atau 210 ribu kantung daging kurban. 

Hewan kurban ini ditebar ke seluruh masyarakat di wilayah Jawa Barat melalui DPD LDII kota dan kabupaten se-Jawa Barat.

"Tebar kurban ini merupakan kontribusi LDII Jabar untuk masyarakat Jabar, yakni untuk memperkuat ketakwaan kepada Allah dan kepedulian sosial kepada sesama manusia,” ujar Ketua DPW LDII Provinsi Jabar, Dicky Harun, Kamis 29 Juni 2023.
 
Berdasarkan patokan harga rata-rata hewan kurban, yakni sapi Rp 25 juta per ekor dan kambing Rp 3 juta per ekor, maka kurban warga LDII di Jabar mampu memutar ekonomi senilai Rp 66,355 miliar.
 
Tebar kurban warga LDII Jabar, ungkap Dicky, tercatat naik dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2021 tercatat jumlah hewan kurban sebanyak 3.730 ekor. Lalu meningkat pada tahun 2022 menjadi 4.415 ekor, dan meningkat lagi pada tahun 2023 menjadi 4.929 ekor.
 
"Kami berkurban sebagai rangkaian dari ibadah. Menjaga kelestarian lingkungan juga termasuk ibadah. Sehingga dengan membagikan daging kurban dalam besek merupakan ikhtiar kami berkurban untuk menjaga kelestarian lingkungan," ujarnya.
 
Penggunaan besek untuk membagi daging kurban, menurut Dicky, merupakan alternatif bahan ramah lingkungan yang mudah terurai. Sebelumnya, daging kurban selalu diwadahi dengan kantong plastik, sehingga selalu meninggalkan sampah yang sulit terurai dan mencemari lingkungan. 
 
"Kurban dengan wawasan lingkungan ini penting, kami tetap memperhatikan kondisi namun tak meninggalkan esensi berkurban, yakni ketakwaan kepada Allah dan berbagi," ujarnya. 
 
Dicky menambahkan, pengertian kurban dengan wawasan lingkungan juga mengandung arti sebagai umat Islam harus peka terhadap lingkungan. 
 
Antara lain, mengubah kebiasaan berkurban dan menjaga kebersihan dari sisa-sisa pemotongan hewan kurban.
 
“Para panitia kurban sangat memperhatikan kebersihan lingkungan. Sehingga konsentrasi setelah penyembelihan hewan kurban adalah membersihkan sisa-sisa hewan kurban, jangan sampai dibiarkan dan menjadi penyebab sumber bau busuk sehingga mengganggu lingkungan sekitar,” katanya.
 
Sementara itu, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengatakan, kurban bukan hanya sebagai kesalehan individu, namun juga kesalehan sosial. 
 
Terlebih kata dia Ibadah yang dinanti umat Islam setiap Idul Adha, mampu menyelesaikan beberapa masalah sosial yang terjadi. Untuk itu, semangat berkurban harus terus dilaksanakan umat Islam dalam keseharian mereka.
 
"Berkurban memiliki multiplier effect atau efek berganda yang signifikan. Kurban memiliki tempat tersendiri bagi umat Islam, karena bukan sekadar wujud kesalehan dan ketakwaan terhadap Allah, namun memberi manfaat kepada banyak pihak," ucapnya.
 
Menurut KH Chriswanto pembagian daging kurban menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain. Dari sisi sosial kemasyarakatan, berkurban mampu meningkatkan membangun hubungan yang positif di tengah masyarakat. 
 
"Warga bisa memberi tanpa pamrih dan bisa menerima dengan ikhlas. Dengan itu akan terbangun kekuatan sosial yang luar biasa," katanya. 
 
Sementara daging yang dibagikan dapat meningkatkan asupan gizi masyarakat, yang berguna mencegah stunting. "Idul Adha bisa menjadi momentum untuk pencegahan stunting. Terlebih lagi saat ini pemerintah sedang menggalakkan pencegahan stunting. Jika pembagian daging kurban merata kepada masyarakat angka stunting dapat ditekan," tutur KH Chriswanto.
 
KH Chriswanto mengapresiasi kepada seluruh warga LDII, yang selalu antusias dalam setiap pelaksanaan ibadah kurban. Pasalnya, mereka mempersiapkanya jauh sebelum Idul Adha, yakni dengan menabung yang dikelola secara khusus di masing-masing majelis taklim.
 
“Karena kekuatan LDII itu pada konsolidasi berbasis majelis taklim yakni pengajian yang sifatnya rutin yang dilaksanakan 3-4 hari dalam seminggu. Acara itu juga dapat dimanfaatkan untuk mengisi tabungan kurban yang dikelola secara khusus. Ketika Idul Adha tiba warga LDII sudah siap untuk berkurban," ujarnya.
 
Pada tiga tahun terakhir tercatat peningkatan jumlah hewan kurban warga LDII. Pada 2020, kurban warga LDII mencapai 40.190 ekor ternak. 
 
Pada 2021 akibat pandemi Covid-19 dan ekonomi lesu, jumlah kurban turun menjadi 39.301 ekor. Pada 2022, jumlah kurban meningkat mencapai 42.646 ekor ternak. 
 
Tahun ini, 2023, tambah meningkat mencapai 43.493 ekor, dengan rincian 23.710 ekor sapi, 19.766 ekor kambing, dan 17 ekor kerbau. Jika dinominalkan, kurban warga LDII tahun ini sekitar Rp 652 miliar.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat