kievskiy.org

Ibu Hamil di Kabupaten Bekasi Berpotensi Tinggi Terinfeksi HIV, Tingkat Pemeriksaan Rendah

Ilustrasi hasil pemeriksaan HIV.
Ilustrasi hasil pemeriksaan HIV. /Pexels/Towfiqu barbhuiya

PIKIRAN RAKYAT - Peningkatan kasus pengidap HIV terjadi di Kabupaten Bekasi. Kendati demikian, potensi penyebaran HIV terjadi juga pada kelompok lainnya, seperti wanita pekerja seks beserta pelanggannya dan juga ibu hamil.

Akan tetapi di balik peningkatan kasus ini, pemeriksaan HIV tidak pernah mencapai target Standar Pelayanan Minimal (SPM). Pada 2022 lalu, target pengetesan HIV dilakukan pada 93.580 orang. Namun, pengetesan hanya mampu dilakukan pada 16.870 orang atau 18 persen dari target. Hasilnya, 624 orang dinyatakan positif HIV.

Hal serupa terjadi juga pada tahun ini. Dari target 94.281 pengetesan, baru 10.120 orang yang dites atau 10,7 persen dari target. Angka itu terhitung dari Januari-Mei 2023. Hasilnya, 371 orang dinyatakan positif HIV.

“Jika dihitung dari tren tahun per tahun memang ada peningkatan, ini seiring dengan peningkatan pengetesannya juga berdasarkan SPM. Hanya saja memang, masih belum mencapai target yang ditetapkan,” kata Sub Koordinator Pencegahan Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Ahmad Nurfadillah.

Baca Juga: Kasus HIV di Bekasi Meningkat, Didominasi Lelaki Penyuka Sesama Jenis

Rendahnya pengetesan HIV, diakui Ahmad, turut memengaruhi pola pemetaan penyebaran HIV di Kabupaten Bekasi. Padahal dengan tingginya tingkat pengetesan, maka pola pencegahan dapat lebih maksimal.

Berdasarkan SPM yang ditetapkan, pengetesan HIV diprioritaskan pada ibu hamil. Dari 93.000 target pengetesan, sebanyak 85.000 di antaranya dilakukan pada ibu hamil. Pengetesan ini dibarengi dengan pemeriksaan kandungan. Namun hingga akhir Mei lalu, hanya 8.378 ibu hamil yang telah menjalani pengetesan HIV. Hasilnya, 24 ibu hamil dinyatakan positif HIV.

Pemeriksaan kepada ibu hamil diprioritaskan untuk mencegah virus menular bayi yang dikandung. Pada usia kehamilan dua bulan, ibu yang mengidap HIV langsung diberikan obat untuk melemahkan virus.

“Sebenarnya penyebaran virus tertahan oleh ari-ari, karena alamiahnya demikian. Tapi celah penyebaran muncul saat persalinan, ada luka dan darah yang bisa menginfeksi bayi. Tapi memang capaian SPM untuk ibu hamil ini masih rendah,” ucap dia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat