PIKIRAN RAKYAT - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kerap terjadi di beberapa kawasan hutan wilayah Kabupaten Kuningan, beberapa hari terakhir ini. Selain kebakaran hutan hutan milik negara seperti Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), hutan Perum Perhutani, juga hutan dan lahan milik masyarakat.
Seperti kebakaran hutan terjadi di kawasan TNGC, tepatnya di Blok Pakatesan-Cikalahang dan Blok Cirendang kawasan hutan sekitar Desa/Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, sekitar 5 hektar lahan semak belukar ilalang kering terbakar.
Bahkan pada hari yang sama, lahan 1500 meter persegi milik masyarakat, di sekitar Desa Caracas, Kecamatan Ciimus terbakar. Tidak menimbulkan kerugia material, tapi jika dibiarkan dikhawatirkan merembet. Apalagi lokasi kebakaran terseut, berdekatan dengan SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum).
Sebelumnya, hutan pinus bekas tebangan tahun 2023 milik perum perhutani di petak 32 hektar di Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Pakembangan sekitar Desa Pakembangan, Kecamatan Garawangi sekitar Desa Cibeureum terbakar.
Baca Juga: Antisipasi Kebakaran Hutan di Gunung Ciremai, Patroli Rutin Dilakukan
Terkait kebakaran tersebut, tim penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan Kabupaten Kuningan, kini sedang mendata kerugian dan penyelidikan atas terjadinya kebakaran tersebut, termasuk melakukan penyelidikan penyebab kebakaran.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC), Maman Surahman, menyatakan, kebakaran hutan dan lahan di kawasan TNGC masih dalam penyelidikan. Namun, kata Maman, sementara diduga akibat human eror di lahan masyarakat sekitar hutan.
“Hutan yang terbakar merupakan semak belukar, kini sudah berhasil dipadamkan oleh tim penanggulangan oleh petugas gabungan pemadam kebakaran hutan dan lahan,” kata Maman, pada Kamis, 10 Agustus 2023.
Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis Pemadam Kebakaran (UPT Damkar) Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Kuningan, Mh. Khadafi Mufti menyatakan, kebakaran lahan di sekitar Desa Caracas diduga ada unsur kesengajaan pihak yang membakar lahan. Oleh karena itu, Damkar mendorong pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan secara tuntas.