kievskiy.org

Diangkat PPPK, SMK Swasta di Jawa Barat Kehilangan Banyak Guru Produktif

Ilustrasi sekolah.
Ilustrasi sekolah. /Pikiran Rakyat/Hendro Susilo Pikiran Rakyat/Hendro Susilo

PIKIRAN RAKYAT - Pengangkatan guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dinilai merugikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta. Dari 6.210 SMK Swasta di Jawa Barat, rata-rata kehilangan 5 orang guru produktif terbaiknya.

“Terus terang pengangkatan guru PPPK sangat merugikan SMK Swasta. Saya katakan ini merugikan, karena kami banyak kehilangan guru produktif yang sangat dibutuhkan. Mereka meninggalkan sekolah asal, karena diterima sebagai PPPK,” kata Ketua Forum Komunikasi Kepala SMK Swasta Prov Jawa Barat, Acep Sundjana Djakaria pada Jumat, 24 November 2023 di Ciamis.

Dia berharap guru SMK Swasta yang lulus PPPK ditempatkan kembali di sekolah asal atau sekolah induk. Apabila diangkat di sekolah negeri, tambah Acep, maka sebagai penggantinya guru umum di sekolah tersebut kembali diaktifkan. Dididik kembali, yang berhubungan dengan guru produktif.

“Kami tidak hanya membantu pembuatan NUPTK (Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan), termasuk dalam hal sertifikasi. Ternyata setelah lulus PPPK, tidak kembali ke sekolah asal. Kemarin sekolah saya kehilangan 14 guru terbaik,” ujar Acep.

Tak hanya itu, dia juga mengaku prihatin dengan berkurangnya siswa SMK Swasta di Jawa Barat. Penurunan itu berdasar data yang diterima dari ketua semua SMK swasta kabupaten dan kota. Bahkan, yang membuat Acep prihatin pada proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023 banyak SMK swasta tidak menerima siswa.

“Laporan dari FKK SMKS dari seluruh kabupoaten dan kota, PPDB siswa yang diterima menurun. Saya tidak tahu kalau sekolah negeri. Jadi kami tidak hanya kehilangan guru produktif, juga jumlah siswa berkurang,” katanya.

Untuk itu, dia berharap agar SMK Swasta dilibatkan dalam kepanitiaan PPB di KCD. Selain itu sekolah negeri hanya menerima sesuai dengan daya tampung sekolah. “Jangan sampai sudah penuh, terus menerima hingga melewati batas. Ini juga harus ada ketegasan, bukan hanya teguran,” tuturnya.

Tertinggal perkembangan teknologi

Sementara itu, Hadi S Cokrodimedjo menilai banyak sekolah SMK yang tertinggal oleh perkembangan dunia teknologi. Misalnya sekolah tersebut mengajarkan soal teknologi mesin mobil yang masih memakai mesin karburator, sementara di lapangan sudah ada mobil hybrid, bahkan mobil listrik.

“Mesin mobiul untuk praktik di sekolah masih pakai teknologi lama, karborator. Padahal sekarang teknologinya sudah hybrid, listrik. Jadi sudah seharusnya fasilitas yang tersedia di sekolah juga harus mengikuti perkembangan,” tuturnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat