kievskiy.org

Tanggul Sungai Cipelang Jebol, 1.300 Rumah di Majalengka Terendam Banjir

Seorang warga di Desa Pakubeureum, Kecamatan Kertajati mengangkut jerigen kosong dari areal sawah pada Senin, 12 Februari 2024.
Seorang warga di Desa Pakubeureum, Kecamatan Kertajati mengangkut jerigen kosong dari areal sawah pada Senin, 12 Februari 2024. /Pikiran Rakyat/Tati Purnawati

PIKIRAN RAKYAT - Akibat hujan deras yang terus mengguyur, banjir melanda 11 desa di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka. Bencana yang terjadi pada Senin, 12 Februari 2024 tersebut mengakibatkan 658,88 hektare sawah serta ribuan rumah terendam.

Tak hanya itu, Gerbang Tol Kertajati untuk sementara tidak bisa dilalui, arus lalu lintas dari arah Majalengka sementara dialihkan dari GT Sumberjaya.

Hingga Senin sore gerbang tol masih tetap dialihkan melalui GT Sumberjaya karena ketinggian air masih sekira lebih dari 80 sentimeter.

Banjir yang melanda Kecamatan Kertajati ini diakibatkan jebolnya tanggul Sungai Cipelang di Desa Kertawinangun dan Jagawana, Kecamatan Kertajati.

Sejumlah warga di Desa Palasah menyebutkan, banjir yang melanda wilayahnya mulai terjadi sejak pukul 20.00 WIB. Kondisi air terus meluap hingga akhirnya membanjiri pemukiman mencapai setinggi kurang lebih dari 70 cm.

“Hujan terjadi mulai siang hari, jam delapan malam bajir datang, tadinya saya dan keluarga mau mengungsi karena ketinmggian air mencapai lebih dari 70 cm,” ujar Warto.

Kondisi ruas jalan antara Kadipaten-Kertajati beberapa ratus meter sebelum belokan menuju Gerbang Tol Kertakati terendam banjir.
Kondisi ruas jalan antara Kadipaten-Kertajati beberapa ratus meter sebelum belokan menuju Gerbang Tol Kertakati terendam banjir.

Dia mengaku tak sempat menyelamatkan perabotan rumah tangganya karena banjir langsung membesar.

Senada disampaikan Caska warga Desa Pakubeureum yang kiosnya berjarak sekira 200 meter dari belokan menuju gerbang tol Kertajati terendam banjir hingga ketinggian kurang lebih 80 cm. “Banjir di saya mulainya sekira pukul 24.00 WIB,” kata Caska.

Sedangkan Casniti dan Warsiti mengeluh karena tanaman bawang merahnya serta perkebunan mentimun juga sawah di dekat ruas jalan tol terendam banjir. Kebun mentimun rendaman air melebihi turus bambu, padahal rencananya ia akan memanen mentimun.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat