kievskiy.org

71 Orang Meninggal, Jumlah Kasus DBD di Jawa Barat Meningkat

Kasus DBD di Jawa Barat meningkat. Ada 58 orang meninggal dunia.
Kasus DBD di Jawa Barat meningkat. Ada 58 orang meninggal dunia. /Pixabay/Fotoshoptops

PIKIRAN RAKYAT - Kasus DBD (Demam Berdarah Dengue) di Jawa Barat sudah mencapai 7.543 kasus hingga 8 Maret 2024. Ada 71 kasus kematian akibat DBD. Kasus DBD di Jabar pada awal tahun 2024 mengalami kenaikan jika dibandingkan pada tahun 2023.

Tiga kota dan kabupaten dengan jumlah kasus DBD terbanyak adalah Kota Bogor (848 kasus), Kab. Bandung Barat (840 kasus), dan Kab. Subang (691 kasus).

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, dr. Rd. Vini Adiani Dewi, mengatakan, peningkatan jumlah kasus DBD di Jawa Barat disebabkan oleh El Nino. Terjadinya El Nino yang bersuhu panas dan kering diikuti dengan La Nina yang disertai hujan, akan berdampak pada perkembangan tempat perindukan nyamuk dan penetasan telur.

Hal inilah yang menyebabkan risiko penularan DBD menjadi tinggi.

"DBD ini sebenarnya penyakit sepanjang tahun. Peningkatan DBD ini dipengaruhi perubahan iklim cuaca, kemarin El Nino dan sekarang La Nina basah. Ketika perubahan iklim dari panas ke hujan, lalu hujan ke panas maka akan meningkat karena banyak genangan air sehingga biasanya DBD ini terjadi di Januari, Februari, Maret April lalu turun di Juli, Agustus, dan September," ucap dr. Vini pada Beja atau Bewara Jawa Barat di Aula Barat Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat, 8 Maret 2024.

Dengan demikian, Vini meminta masyarakat jangan sampai membiarkan ada genangan air sedikit pun karena telur nyamuk dapat menetas meski hanya di setitik air.

"Perhatikan di lingkungan kita. Jangan sampai ada tempat yang dapat menjadi genangan air bersih atau air hujan, misalnya penampungan air dispenser, genteng juga kan ada mangkok juga," ujar dia.

Kewaspadaan harus terus dilaksanakan diingatkan. Jelang pancaroba, pihaknya telah membuat surat edaran pada akhir tahun kemarin kepada 27 kota kabupaten untuk meningkatkan edukasi ke masyarakat untuk melakukan 3 M plus.

"Selain itu, ke RS dan juga puskesmas untuk kewaspadaan. Lalu peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan masyarakat," kata dia.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat