kievskiy.org

Sungai Citamba Kuningan, Dulu bak Penyembuh Sekarang Kumuh

Beberapa warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Sampah (Ampas) Kabupaten Kuningan, sedang membersihkan sampah di Sungai Citamba, Blok Lamepayung Kelurahan Kuningan, Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan, beberapa waktu lalu.
Beberapa warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Sampah (Ampas) Kabupaten Kuningan, sedang membersihkan sampah di Sungai Citamba, Blok Lamepayung Kelurahan Kuningan, Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan, beberapa waktu lalu. /Pikiran Rakyat/Ajun Mahrudin

PIKIRAN RAKYAT - Bicara Sungai Citamba di Kabupaten Kuningan, dulu dan kini tentu jauh berbeda. Dulu sekira tahun 1950, air Sungai Citamba jernih. Selain itu banyak ikan seperti ikan lele, beunteur, nilem, dan kancra (ikan mas). Berbeda dengan sekarang, air Sungai Citamba kotor dan banyak sampah.

Konon, nama Sungai Citamba berasal dari kata cai dan tamba (cai=air, tamba=obat), mengandung arti air yang bisa dipakai obat. Memang, dulu banyak warga yang memanfaatkan air Citamba untuk obat dalam proses upaya penyembuhan orang yang sedang sakit.

Sungai Citamba, hulunya di sekitar Kelurahan Cigugur, Kecamatan Cigugur, sekira 3 kilometer dari pusat kota Kabupaten Kuningan ke arah barat. Sungai tersebut melintasi daerah permukiman penduduk, membelah pusat kota Kabupaten Kuningan hingga Kelurahan Awirarangan dan Winduhaji, Kecamatan Kuningan.

Terkait dengan kondisi Sungai Citamba yang kini memprihatinkan, banyak pihak masyarakat peduli lingkungan dan pemerintah daerah yang melakukan upaya untuk membersihkan sampah-sampah di sekitar sungai tersebut, melalui gerakan membersihkan sampah di sekitar Sungai Citamba.

Koordinator Aliansi Masyarakat Peduli Sungai (Ampas) Kabupaten Kuningan, Dany Andriawan, mengatakan upaya tersebut selain untuk mengingatkan warga agar tidak membuang sampah ke Sungai Citamba, juga dalam upaya mengantisipasi banjir. Namun, belum membuahkan hasil yang menggembirakan.

Buktinya, masih banyak warga yang membuang sampah ke saluran Sungai Citamba, sehingga lingkungan sekitar kumuh. Dia tidak berharap banjir bandang Sungai Citamba pada 12 tahun yang lalu, tepatnya 6 April 2012 terulang.

Sementara itu, Penjabat Bupati Kuningan, Iip Hidajat, mengatakan Pemkab Kuningan telah mengeluarkan surat edaran terkait pelaksanaan kegiatan rutin Jumat Bersih, terutama di sekitar Bantaran Sungai Citamba.

Selain membersihkan sampah di aliran sungai tersebut, kata Iip, harus memperhatikan bangunan di sekitarnya, lantaran tembok rumah warga retak diduga akibat rembesan air Sungai Citamba. Oleh karena itu, pihaknya akan segera menugaskan instansi terkait untuk memperbaiki bangunan rumah warga yang rusak.

“Melalui Jumat Bersih khususnya di Sungai Citamba, diharapkan sungai ini terjaga kebersihannya. Tidak ada rembesan air yang berdampak terhadap retaknya tembok rumah warga,” kata Iip, Seperti dilaporkan kontributor Pikiran Rakyat Ajun Mahrudin, Minggu, 21 April 2024.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat