kievskiy.org

Bata Tutup Pabrik di Purwakarta karena Terus Merugi, Ratusan Karyawan Kena PHK

Ilustrasi PHK.
Ilustrasi PHK. /Pixabay/geralt

PIKIRAN RAKYAT - Ratusan karyawan pabrik alas kaki Bata kehilangan pekerjaannya setelah pihak perusahaan menutup operasional pabriknya di Purwakarta. Penutupan itu menambah jumlah pabrik yang tutup dalam beberapa tahun terakhir dan menambah pengangguran.

“Mendadak. Hari Jumat pagi karyawan dikumpulkan langsung pengumuman Bata stop produksi,” kata Dani Mardani selaku Ketua Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Aneka Industri (PUK SPAI) Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) di perusahaan itu, Minggu 5 Mei 2024.

Ia menyebutkan karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) mencapai 300 orang. Jumlah tersebut terdiri dari para pekerja yang bertugas di pabrik Purwakarta hingga staf kantor di Jakarta.

Pabrik tersebut diketahui telah beroperasi selama puluhan tahun dan telah mempekerjakan banyak warga di wilayah Purwakarta. Namun, Dani menyebut karyawan yang masih bertahan hingga penutupan pabrik rata-rata telah bekerja 14-16 tahun terakhir.

“Pekerja Bata sangat kaget, yang pasti sedih dengan pengumumang Bata stop produksi. (Karyawan) tidak tahu kalau Bata mau tutup operasional,” katanya. Kesedihan para karyawan itu terlihat dari video yang beredar di media sosial sesaat setelah pabrik ditutup.

Dalam video tersebut, sejumlah karyawan mengucapkan kata-kata perpisahan kepada rekan-rekan kerjanya sambil berjalan keluar areal pabrik.

Keuntungan menurun

Pihak perusahaan berdalih menutup pabrik karena mengalami penurunan keuntungan selama beberapa tahun terakhir. Namun, para karyawan tidak menyangka kondisi keuangan perusahaan lebih parah dari dugaan mereka.

Menurut Dani, para karyawan sebenarnya memahami kondisi tersebut tapi mereka tetap menuntut perusahaan membayarkan hak-haknya. “Kami menerima (keputusan) PHK-nya. Cuma, kami keberatan dan protes dengan nilai pesangonnya,” ujarnya.

Sementara itu, Corporate Secretary Perusahaan Sepatu Bata, Hatta Tutuko menyatakan perusahaannya telah berupaya operasional pabriknya di Purwakarta. Namun, berbagai upaya yang dilakukan itu tidak mampu mengurangi kerugian dan tantangan industri akibat pandemi Covid-19.

Akibatnya, kapasitas produksi di pabrik jauh melebihi kebutuhan yang bisa diperoleh secara berkelanjutan dari pemasok lokal di Indonesia. "Dengan adanya keputusan ini, maka Perseroan tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta," kata Hatta seperti dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat