kievskiy.org

Macan Tutul Masuk Permukiman Warga Cikupa Ciamis, BKSDA Tabur Kotoran Singa

Tangkapan video macan tutul yang masuk permukiman di Desa Cikupa, Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis, Senin (1/7/2024) malam. Kejadian tersebut berhasil direkam oleh seorang warga.
Tangkapan video macan tutul yang masuk permukiman di Desa Cikupa, Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis, Senin (1/7/2024) malam. Kejadian tersebut berhasil direkam oleh seorang warga. /Pikiran Rakyat/Nurhandoko Wiyoso

PIKIRAN RAKYAT - Macan tutul Jawa (Panthera pardus melas) kembali meresahkan warga Cikupa, Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis. Satwa dari Gunung Sawal ini memasuki permukiman warga.

Kejadian ini berhasil direkam oleh salah seorang warga pada Senin, 1 Juli 2024 malam. Dalam video berdurasi 1 menit 59 detik tersebut, macan tutul terlihat duduk mengawasi sekitarnya di lingkungan yang hening dan terlihat jelas berkat lampu yang menyala. Beberapa saat kemudian, macan berdiri, mengendap, dan lari, sementara yang merekam berteriak mengusirnya. Diduga, macan tutul ini sedang mencari mangsa.

Sebelumnya, pada minggu ketiga Juni 2024, macan tutul juga membuat resah warga Desa Cikupa, Kecamatan Lumbung, dan Desa Telagasari, Kecamatan Kawali di kaki Gunung Sawal. Saat itu, warga kehilangan lima ekor kucing.

Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan Desa Cikupa, Dodi, membenarkan kejadian ini. Menurutnya, macan tutul yang terekam berukuran tidak terlalu besar, kemungkinan masih muda dan baru lepas dari induknya. Peristiwa ini telah dilaporkan kepada Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Ciamis.

"Direkam oleh warga yang rumahnya di ujung kampung sekitar pukul 21.00 WIB. Ukurannya tidak besar, masih muda, mungkin baru lepas dari induknya," ujar Dodi.

Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah III Ciamis, BKSDA Jabar, Andi Witria, juga mengonfirmasi kejadian tersebut. "Kami langsung mengambil langkah, menerjunkan petugas, untuk lebih mengetahui keadaan, sekaligus mengambil tindakan awal," tutur Andi Witria, Selasa, 2 Juli 2024.

Andi menambahkan, pihaknya sudah memberikan arahan kepada petugas di lapangan untuk menggali informasi lebih lanjut, termasuk kemungkinan ada warga yang menyimpan bagian-bagian dari satwa macan tutul seperti kulit, kuku, tulang, atau kumis.

"Kami juga menabur kotoran singa untuk mengantisipasi macan tutul masuk permukiman. Selain itu, kami menggunakan bunyi-bunyian dan patroli malam hari," katanya.

Lebih lanjut, Andi menyebutkan bahwa pihaknya mungkin akan memasang perangkap atau kandang jebak, namun keputusan tersebut akan diambil berdasarkan hasil kajian mendalam.

"Pertimbangan kandang jebak mungkin dilakukan setelah melalui asesmen dan pertimbangan sangat matang, termasuk alasan ilmiah. Kami akan koordinasikan dengan pimpinan dan pihak terkait untuk langkah taktis berikut," katanya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat