PIKIRAN RAKYAT - Sama halnya dengan handphone yang seringkali baterainya lemah, terkadang dalam posisi tertentu, manusia pun mengalami futur atau istilah lainnya down.
Hal ini disebabkan oleh rutinitas dunia yang menyibukkan dirinya, sehingga ia tak mengorbankan sebagian waktunya untuk mengevaluasi setiap hal yang telah dilalui.
Dampak dari hal tersebut, keimanannya menurun, hatinya mengeras, susah menerima nasihat dan merasa paling benar. Karena malaikat dan nurani yang membisikkan kebaikan untuk dirinya, dikalahkan oleh hawa nafsu dan godaan syaitan.
Maka apa yang dapat kita lakukan? Pertama, berkumpul dengan orang sholeh. Kedua, baca Qur’an dan maknanya dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, shalat malam. Keempat, perbanyak istighfar di waktu sahur. Kelima, shaum sunnah. Dan keenam perbanyaklah shodaqoh.
Menarik untuk dibahas mendalam mengenai berkumpul dengan orang sholeh. Baik buruknya manusia, sebagian besar dapat kita lihat dari lingkungan mana ia bergaul. Sebagaimana hadits Rasulullah:
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
Baca Juga: Teks Ceramah Ramadhan 14 April 2021, Belajar Aplikasi Kaidah Emas
Dan jika kita sudah dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang baik, maka ikatlah ia karena keadaan yang Allah ridhoi ini merupakan hidayah dari Allah yang sangat mahal, yang terletak di hati dan bukan di tangan. Jika saja hidayah ini berada di tangan, tentu akan kita bagikan kepada oran-orang yang kita sayang.
Dahulu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam melakukan halaqah 5x sehari setelah shalat. Lingkaran kecil saja dengan para sahabat. Namun seiring berjalannya waktu, halaqah ini diikuti oleh umatnya yang lain, sampai ruangan penuh dan akhirnya dibuat jadwal. Ada umat yang mendapat bagian halaqah ba’da shubuh, dzuhur, ashar, dst. Dan halaqah tersebut paling jarang dilakukan maksimal satu minggu sekali. Walaupun dalam keadaan sedang perang pun, halaqah tetap dilakukan.