PIKIRAN RAKYAT - Ramadhan merupakan bulan penuh rahmat, dimana ALLAH SWT telah menjanjikan keberkahan pada mereka yang beribadah dan di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Seluruh umat muslim di dunia tidak akan melewatkan momen terbaik di bulan Ramadhan dengan melakukan ibadah secara maksimal..
Setiap muslim berusaha sebaik mungkin menjalankan ibadah berpuasa, dan tidak segan meluangkan waktu untuk beribadah lainnya seperti shalat tarawih, tadarus, dan bersedekah.
Tidak jarang kita melihat para profesional di beberapa bidang pekerjaan tetap menyempatkan diri melakukan ibadah. Contoh saja pesepakbola, supir, ojek online, dan pekerja fisik lainnya yang tetap berusaha menjalankan ibadah di manapun mereka berada.
Bagaimana dengan jurnalis? Jurnalis merupakan salah satu profesi mulia yang selain membutuhkan kerja pikiran tetapi juga kerja fisik.
Dalam mencari informasi yang sesuai fakta maka jurnalis dituntut untuk mencari kebenaran ke sumbernya. Kewajiban jurnalis dalam menyajikan berita yang faktual dan aktual kepada masyarakat, terkadang memiliki konsekuensi pada banyaknya waktu digunakan untuk mencari informasi.
Jurnalis muslim, dihadapkan pada tersitanya waktu untuk pekerjaan dibandingkan dengan beribadah. Namun Ibadah bagi jurnalis bisa dalam bentuk berbeda.
Di era internet dan media sosial, informasi dapat dengan mudah diakses, namun juga dapat dengan mudah dipalsukan. Kewajiban bagi jurnalis untuk mengecek fakta dan ikut mencerdaskan masyarakat melalui informasi berkualitas.
Menurut Salaverría (2019), jurnalisme tidak hanya menampilkan data, tetapi juga menganalisis dan memecahkan masalah. Dalam perspektif Islam dijelaskan bahwa setiap muslim harus berkata jujur.