PIKIRAN RAKYAT - Pada 18 Februari 2023, umat Muslim akan memperingati peristiwa besar yang disebut dengan istilah Isra Miraj. Dalam peristiwa ini, ada perintah shalat yang diturunkan oleh Allah SWT. dan kemudian menjadi rukun Islam yang kedua.
Keajaiban serta hikmah di balik peristiwa tersebut juga telah tertuang dalam Al-Qur'an beribu-ribu tahun ke belakang dan membawa pelajaran bagi umat Islam serta syafaat yang tak ternilai harganya. Ada pun peristiwa Isra Miraj disebutkan dalam ayat Al-Qur'an surat Al Isra ayat 1 yang berbunyi sebagai berikut.
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Artinya: “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Isra:1)
Kalam Allah menerangkan, bila perjalanan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW merupakan sebuah mukjizat yang tidak dapat dijangkau oleh ilmu pengetahuan manusia sekali pun menggunakan teknologi modern. Bahkan saat itu pun, orang yang mempercayai perjalanan 'ajaib' tersebut adalah orang yang keimanannya tinggi yakni sahabat Rasul, Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Baca Juga: Sejarah Peristiwa Isra Miraj, Awal Mula Perintah Sholat Lima Waktu
Bagaimana tidak, disebutkan bahwa dalam peristiwa tersebut Nabi Muhammad SAW mampu pergi dari Masjidil Haram (Mekah) ke Masjidil Aqsa atau Baitul Maqdis di Yerusalem, Palestina hanya dalam waktu semalam saja. Padahal hakikatnya, dari Makkah ke Yerusalem pada 621 Masehi berjarak 1.239 kilometer.
Estimasi perjalanan tersebut normalnya dapat ditempuh sekitar satu bulan penuh jika menggunakan kuda atau unta. Perlu diingat, perjalan satu malam ini disebut dengan Isra.
Sementara untuk Miraj, Nabi Muhammad SAW diceritakan melakukan perjalanan menakjubkan yakni pergi dari Baitul Maqdis di Yerusalem ke Sidratul Muntaha, melewati langit ke 7 dalam waktu satu malam. Saat itu pula Allah menurunkan perintah shalat 50 waktu, yang kemudian dipersingkat menjadi 5 waktu dalam sehari.