kievskiy.org

Tur Parade Sihir Lomba Sihir Menyihir Penggemarnya di Bandung

PENAMPILAN Lomba Sihir di konser tur Parade Sihir yang berlangsung di Cornerstone, 23 Paskal, Jalan HOS Cokroaminoto, Kota Bandung, Rabu, 31 Mei 2023.***
PENAMPILAN Lomba Sihir di konser tur Parade Sihir yang berlangsung di Cornerstone, 23 Paskal, Jalan HOS Cokroaminoto, Kota Bandung, Rabu, 31 Mei 2023.*** /WINDY EKA PRAMUDYA/PR WINDY EKA PRAMUDYA/PR

PIKIRAN RAKYAT - TAMPIL selama 90 menit, band Lomba Sihir memulai konser tur perdana di Kota Bandung. Mengusung tajuk Parade Sihir, Lomba Sihir menyuguhkan versi live dari materi album debut Selamat Datang di Ujung Dunia (2021) serta single anyar mereka.

Solid dalam formasi Natasha Udu (vokal), Rayhan Noor (vokal, gitar), Tristan Juliano (kibor, vokal), Enrico Octaviano (drum), dan Hindia (vokal, synthesizer), Lomba Sihir beraksi energik di Cornerstone, 23 Paskal, Jalan HOS Cokroaminoto, Kota Bandung, Rabu 31 Mei 2023 lalu.

Dengan deretan repertoar yang sudah akrab di telinga ratusan penonton, konser terasa hidup karena interaksi yang terbangun.

Nomor Polusi Cahaya menjadi pembuka penampilan Lomba Sihir. Tanpa banyak basa-basi, penonton menyambut dengan kor massal. Begitu pula ketika Jalan Tikus disajikan, suara penonton membahana di seantero auditorium.

"Halo selamat malam Bandung, selamat datang di Parade Sihir," kata Natasha menyapa penonton.

Rentetan materi dari album Selamat Datang di Ujung Dunia terus menggempur telinga penonton. Sebut saja Hati dan Paru-paru, Apa Ada Asmara, Tak Ada Salju di Sini Pt. 6 (Selamat Jalan), dan Ya Mau Gimana. Di tengah konser, single terbaru Lomba Sihir, yaitu Ribuan Memori tak lupa disajikan.

Terdiri atas personel band dan proyek solo, awak Lomba Sihir turut menampilkan karya masing-masing di atas panggung. Benang merah yang menyatukan karya mereka adalah sosok Enrico Octaviano yang bertindak selaku produser.

Penonton dimanjakan dengan Kembali yang merupakan single Mantra Vutura, proyek musik Tristan Juliano. Selain itu, ada pula Ragu?, single solo Rayhan Noor, Janji Palsu milik Hindia, dan Mamoney yang menjadi karya solo Natasha Udu.

Di babak akhir konser, penonton terus diajak bersenang-senang dengan Selamat Datang, Cameo, Mungkin Takut Perubahan, Seragam Ketat, Semua Orang Pernah Sakit Hati, dan Nirrrlaba. Racikan aransemen yang terdengar berbeda dari versi rekaman membuat performa Lomba Sihir menjadi tak biasa dan maksimal.
***
Natasha mengungkapkan, sebagai band yang merilis album, Lomba Sihir percaya bahwa tur masih menjadi rangkaian yang penting. Selain itu, tur juga menjadi wadah mengekspresikan album dan fase-fase baru dalam perjalanan mereka.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat