/photo/2023/06/25/851680099.jpg)
PIKIRAN RAKYAT - Kebijakan menyematkan pendamping bagi jemaah lansia terutama yang tidak mandiri perlu diberlakukan lagi. Hal ini didasarkan pada evaluasi penyelenggaraan haji 2023 yang kebijakannya tidak menyertakan pendamping bagi lansia.
Kesimpulan ini diutarakan anggota amirul hajj dari MUI, Noor Achmad dan tim saat berkunjung ke beberapa sektor di Makkah. Dikatakan, jumlah petugas yang minim membuat pelayanan terhadap lansia menjadi terbatas.
"Secara umum pelayanan petugas sektor sudah bagus. Untuk layanan lansia skemanya sudah baik. Hanya saja minimnya jumlah petugas membuat sebagian lansia yang butuh pendampingan tidak terlayani dengan baik," katanya saat berkunjung ke sektor 1 di wilayah Mahbas Jin pada Jumat, 23 Juni 2023.
Dia mengapresiasi kebijakan untuk mengistirahatkan jemaah lansia saat kedatangan sebelum melakukan umrah wajib. Jemaah yang butuh kursi roda diantar secara khusus bahkan layanan konsumsi jemaah juga dipantau termasuk kesehatannya dicek berkala.
Baca Juga: Kontroversi di Ponpes Al Zaytun Indramayu Masih Ditelusuri, Polisi Bentuk Tim Khusus
"Yang jadi persoalan tenaga petugasnya kurang. Umumnya dimensia yang risti juga sangat banyak sehingga ke depan kita mengambil saran lansia perlu didamping. Kalau tidak keluarganya ya petugas yang lebih banyak," ujar Noor.
Bagi jemaah demensia bisa dilakukan variasi pendekatan misal dengan trauma healing atau pendekatan psikologis dan qalbunya. Ada juga beberapa saran yang muncul yaitu dibangun keakraban sejak dari Indonesia sehingga di sini bisa jadi kelaurga besar.
Sehingga lansia tidak merasa asing selama di sini dan sudah merasa bersama keluarga. Saran selanjutnya agar lansia betul-betul ditangani dengan fikih yang banyak kemudahannya dan tidak memaksakan diri.
"Oleh karena itu Bimbad perlu pendekatan khusus. Lansia gunakan rukhsah sesuai syariat Islam. Kami juga ikut mengimbau para lansia ini selagi mampu ke Arafah itu tetap dibimbing," kata Noor.