kievskiy.org

5 Masalah Jemaah Haji Indonesia, Kelaparan dan Tidur Telantar di Tanah Suci

Jemaah haji Indonesia yang sakit akan disafariwukufkan.
Jemaah haji Indonesia yang sakit akan disafariwukufkan. /Pikiran Rakyat/Eva Fahas

PIKIRAN RAKYAT – Pelaksanaan Ibadah Haji 2023 diwarnai sejumlah insiden dan masalah yang dialami jemaah haji Indonesia. Kementerian Agama (Kemenag) memprioritaskan perbaikan berbagai permasalahan tersebut.

Pada pelaksanaan ibadah haji 2023, Kemenag menyebut Indonesia mendapat tambahan 8.000 kuota haji. Tambahan tersebut membuat Indonesia mendapatkan 221.000 kuota jemaah haji. Kuota ini terdiri dari dari 203.320 kuota jemaah haji reguler dan 17.680 kuota jemaah haji khusus.

Proses pelunasan telah dilakukan pada 11 April-5 Mei 2023. Saat ini, masih terdapat 14.356 jemaah yang belum melunasi atau mengonfirmasi pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) 1444 H, sehingga prosesnya diperpanjang hingga 12 Mei 2023.

Kendati demikian, terdapat sejumlah masalah layanan yang diakui Kemenag masih terjadi di lapangan. Berikut daftar permasalahan layanan yang dialami jemaah haji Indonesia di 2023.

Banyak jemaah haji kelelahan di Mina.
Banyak jemaah haji kelelahan di Mina.

1. Tidak Dapat Makan dan Minum

Pada puncak pelaksanaan haji di Arafah, anggota Tim Pengawas Haji DPR, Hasnah Syam, menyebut sejumlah jemaah haji yang melaksanakan ibadah wukuf tidak mendapatkan makan dan minum.

“Beberapa jemaah yang saya temui mengaku tidak dapat makan usai wukuf di Arafah, bahkan mereka terkatung-katung di tengah teriknya matahari dengan suhu mencapai 42 derajat celsius saat menunggu bus jemputan hingga sore di Arafah,” kata Hasnah Syam.

2. Kekurangan Tenda dan Tempat Tidur

Sejumlah jemaah haji yang mengaku tidak mendapatkan tenda dan tempat tidur sehingga terkatung-katung selama pelaksanaan puncak ibadah haji di padang Arafah. Hal tersebut diakui Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief, di Mina. Menurutnya, masalah tersebut timbul karena over capacity.

Dia menjelaskan, kapasitas tenda penginapan jemaah haji sebenarnya sudah dihitung oleh para petugas, tetapi di lapangan terdapat maktab dengan tenda over capacity sehingga mereka memindahkan kasur ke luar tenda.

“Penggunaan kasur ini dimulai tahun lalu tapi tahun lalu kan 50 persen jumlah jamaah hajinya. Ternyata kalau semua orang masing-masing punya kasur maka ada orang yang tergeser,” kata Hilman Latief.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat