kievskiy.org

5 Prinsip Kepemimpinan ala Abu Bakar, Sahabat Rasulullah Paling Lembut Hatinya

Ilustrasi prinsip kepemimpinan ala Abu Bakar sahabat Nabi Muhammad.
Ilustrasi prinsip kepemimpinan ala Abu Bakar sahabat Nabi Muhammad. /Unsplash/Gregory Hayes

PIKIRAN RAKYAT – Simak 5 prinsip kepemimpinan ala Abu Bakar ash-Shiddiq. Sahabat Nabi Muhammad SAW tersebut diketahui bernama asli Abdullah bin Ustman bin Amir bin Amr bin Ka'ab bin Sa'ad bin Ta'im bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ai bin Ghalib bin Fahr al-Qurasy at-Taimi.

Abu Bakar menjalankan 5 prinsip saat memimpin umat Islam sepeninggal Rasulullah SAW, ia memimpin selama dua tahun sampai wafat. Prinsip-prinsip tersebut bisa dicontoh oleh para pemimpin di dunia saat ini jika ingin menjalankan pemerintahannya.

5 prinsip kepemimpinan ala Abu Bakar sahabat Nabi Muhammad

Berikut selengkapnya, dilansir dari jurnal yang ditulis peneliti Asih Setiyowati, Cikal Jiwani Putri, Feni Miftakhul Jannah, Muhammad Rizaludin As'ad di laman Jurnal Yasin Pendidikan dan Sosial Budaya:

  1. Fokus masalah dalam negeri (pemberontakan)

    Pemerintahan Abu Bakar fokus pada permasalahan internal terlebih dahulu karena terdapat ancaman lainnya seperti dari luar negeri yakni campur tangan imperium Persiadan Romawi. Masalah internal itu adalah mengatasi pemberontakan suku-suku Arab yang menolak patuh pada pemerintah.

    “Masalah lainnya yaitu munculnya nabi palsu, pemberontakan kaum munafik dan murtad, dan oposisi kaum penentang zakat,” kata Asih dkk.

  2. Memperluas wilayah Islam

    Setelah permasalahan dalam negeri selesai, Abu Bakar kemudian memperluas wilayah islam seperti perjuangan Rasulullah. Wilayah Islam kemudian diperluas sampai ke luar semenanjung Arab alias jazirah Arab. Hal itu bahkan sudah dilakukannya di tahun pertama pemerintahannya.
  3. Model kepemimpinan terpusat

    Abu Bakar menjalankan pemerintahan secara terpusat, itu artinya kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif berada di satu kendali. Kendali itu adalah pada dirinya sebagai khalifah.
  4. Mengedepankan musyawarah

    Walaupun model kepemimpinannya adalah terpusat, Abu Bakar teteap mengedepankan musyawarah dalam menyelesaikan masalah. Ia mencontoh Rasulullah SAW bahwa saat ada masalah, ia akan mengajak rekan-rekannya berdiskusi.

    “Langkah politik yang ditempuh Abu-Bakar sangat efektif dan sukses membawa dampak yang positif. Pada masa pemerintahannya, Abu Bakar Ash-Shiddiq berhasil melakukan peluasan wilayah, mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran yang berserakan,” ujar Asih dkk dalam jurnal yang diteribtkan pada Desember 2021 tersebut.

  5. Fokus mengumpulkan Al-Qur’an

    Abu Bakar juga mulai melakukan mengumpulkan Al-Qur’an, kala itu ayat-ayat dari kitab suci tersebut ditulis di tempat-tempat lain secara acak. Ia berhasil menginisiasi proyek standardisasi terhadap Al-Qur’an tersebut agar terjaga keasliannya.

    “Abu Bakar meninggal pada tanggal 23 Agustus 634 di kota Madinah pada usia 63 tahun. Abu Bakar meninggal karena sakit, beliau dimakamkan di rumah putrinya, Aisyah, dan berada tepat di samping makan Rasulullah. Sebelum meninggal, Abu Bakar telah berwasiat bahwa Umarlah yang akan menjadi khalifah selanjutnya menggantikan beliau,” kata Asih dkk.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat