PIKIRAN RAKYAT - Selain dititip melalui yayasan, masjid, atau badan pengumpul zakat, umat Islam juga bisa memberikan zakat fitrahnya langsung ke mustahik. Ada delapan golongan mustahik zakat.
Ibnu Katsir rahimahullah mengungkapkan, para ulama berselisih pendapat ihwal delapan golongan mustahik, apakah wajib menyerahkan harta zakat kepada setiap golongan atau boleh diserahkan kepada sebagian golongan saja yang memungkinkan untuk diberikan. Pertama, Imam asy-Syafi'i berpendapat zakat wajib diberikan kepada semua golongan.
Kedua, Imam Malik dan beberapa salaf berpendapat bahwa zakat tidak wajib diserahkan kepada semua golongan, bahkan boleh dibagikan kepada satu golongan saja dan menyerahkan semua harta zakat kepada mereka kendati ada golongan lain. Lalu, siapa saja mustahik zakat yang bisa diberikan untuk zakat fitrah?
8 golongan penerima zakat
- Fakir
Fakir atau orang yang sangat kekurangan merupakan salah satu golongan mustahik zakat. Dalilnya sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Zakat tidak halal diberikan kepada orang kaya dan mereka yang memiliki kekuatan untuk bekerja."
- Miskin
Selain fakir, orang miskin juga merupakan salah satu golongan yang berhak menerima zakat. Dalilnya sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Bukanlah termasuk orang miskin mereka yang keliling meminta-minta kepada manusia, kemudian hanya dengan sesuap atau dua suap makanan dan satu atau dua buah kurma dia kembali pulang." Para sahabat bertanya, "Kalau begitu siapakah yang dikatakan sebagai orang miskin, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Orang miskin adalah orang yang tidak mempunyai sesuatu yang bisa mencukupi kebutuhannya. Namun, tidak ada yang mengetahui keadaannya sehingga ada yang mau memberinya sedekah dan dia juga tidak meminta-minta kepada manusia."
- Amil zakat
Amil zakat merupakan petugas pengumpul zakat. Amil zakat berhak menerima sejumlah harta zakat itu sebagai ganjaran atas kerjanya mengumpulkan zakat.
- Mualaf
Mualaf atau orang yang masuk Islam merupakan salah satu mustahik. Syaikh Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi bilang, ada yang diberikan harta zakat supaya nantinya bisa mengumpulkan harta zakat dari orang-orang yang setelahnya atau untuk mencegah bahaya dari beberapa negeri terhadap kaum muslimin.
- Budak
Ibnu 'Abbas dan al-Hasan bilang, "Tidak mengapa harta zakat tersebut dijadikan sebagai tebusan untuk memerdekakan budak." Hal itu berdasar mazhab Ahmad, Malik, dan Ishaq.